PELUANG DAN TANTANGAN
BAGI BURUH TANI KOMODITAS PADI DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA
Pandemi
Covid-19
adalah menyebarnya virus covid-19 secara global termasuk Indonesia, update
persebaran corona di Indonesia pada 11 April 2020 sudah ada 34 provinsi kasus
positif corona di Indonesia, diberlakukannya kebijakan social distancing
sebagaimana disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Minggu, 15 April 2020
“ kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah dari rumah perlu
terus digencarkan untuk mengurangi penyebaran covid-19, kebijakan tersebut
tentunya berpengaruh terhadap beberapa sektor kehidupan di Indonesia, salah
satunya adalah sektor pertanian. Indonesia yang merupakan Negara agraris dimana
sebagian besar penduduknya adalah petani, ditengah pandemi covid-19 mendapat
pengaruh yang cukup besar, baik berupa peluang ataupun tantangan yang harus
dihadapi oleh pelaku usaha tani di Indonesia. Salah satu komoditas pertanian
yang mendapatkan pengaruh yang cukup besar di tengan mewabahnya covid-19 adalah
komoditas padi.
Komoditas
padi merupakan komoditas pokok dalam pertanian di Indonesia, karena mayoritas masyarakat Indonesia
mengonsumsi nasi sebagai bahan pangan mereka. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan
bagi petani padi, pelaku usahatani dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat Indonesia terhadap beras di tengah pandemi covid-19 dan
bagaimana agar mata
rantai usahatani atau bisnis di sektor pertanian tetap berjalan sebagaimana
mestinya.
Berbeda
dengan sektor lain, di tengah pandemi covid-19 yang mengalami beberapa kendala,
sektor pertanian justru menjadi sektor andalan untuk membantu Indonesia dalam
kondisi darurat. Ditengah situasi yang
seperti ini jaminan akses pangan untuk masyarakat harus tetap berjalan karena
berkaitan dengan kebutuhan dasar dari masayarakat. Oleh karena itu
produktivitas dari komoditas padi harus tetap ditingkatkan dan
pendistribusiannya juga harus tetap berjalan. Petani sebagai garda terdepan
dalam penyediaan pangan untuk masyarakat di tengah pandemik covid-19 harus
tetap bekerja, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi petani di Indonesia
untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan melakukan social distancing pada saat
bercocok tanam di area pertanian, untuk mencegah terinfeksi covid-19 sehingga
tetap dapat bekerja. Untuk meningkatkan produktivitas padi di tengah pandemi
covid-19 perlu adanya peran pemerintah. “ kita harus bantu para petani, para
pekerja harian, buruh, nelayan, dan pelaku UMKM agar daya belinya tetap terjaga
serta terus beraktivitas dan berproduksi ,” ujar Jokowi dalam keterangan pers
terkait penanganan Covid-19 di Istana Merdeka.
Mewabahnya
Covid-19 selain menjadi peluang untuk petani padi dan pelaku usaha tani juga
menjadi tantangan bagi mereka untuk tetap mejamin ketersediaan bahan kebutuhan
pangan beras masyarakat. Ketika beberapa
bidang pekerjaan lain harus bekerja dari rumah saat pandemik Covid-19, para petani dan
pelaku usaha tani harus tetap bekerja di lapangan. Mereka juga megalami
hambatan ketika akan memanen atau mendistribusiakan hasil panen dikarenakan
adanya pembatasan-pembatasan yang diberlakukuan oleh pemerintah akibat adanya
pandemik Covid-19.
Untuk
meminimalisir hambatan dalam penyediaan beras untuk masyarakat di tengah
pandemik Covid-19, perlu
kiranya kebijakan yang lebih spesifik dari pemerintah terkait peningkatan
produktivitas dan pendistribusian padi kepada setiap daerah di Indonesia.
Misalnya dengan adanya bantuan kesehatan berupa masker, handsanitizer dan sebagainya
agar kesehatan para
buruh tani tetap terjamin ketika bekerja di luar rumah, atau dengan adanya
penyuluhan tentang bagaimana meningkatkan produktivitas padi sekaligus materi
pencegahan penyebaran Covid-19.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pandemi
Covid-19 turut memberikan pengaruh terhadap pertanian khususnya komoditas padi
sebagai komoditas pangan pokok masyarakat Indonesia. Ada peluang dan juga
tantangan baik bagi petani padi, pelaku usahatani dan pemerintah. Di tengah pandemi
Covid-19 sektor pertanian terus ditingkatkan baik produktivitasnya ataupun
pendistribusian kepada masyarakat untuk mencukupi kebutuhan pangan mereka. Oleh
karena itu perlu adanya tindakan dari semua lembaga yang terlibat dalam
pertanian
khususnya pada komoditas padi agar
kebutuhan pangan masyarakat terhadap beras dapat terpenuhi.