Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Pertanian

Jumat, 22 Mei 2020

Usaha Apa yang Cocok Dilakukan Semasa Pandemi Corona ini?

Usaha Apa yang Cocok Dilakukan Semasa Pandemi Corona ini?
           
Ditengah pandemi ini, banyak perusahaan, ukm, dan usaha-usaha lainnya dibuat susah karena bahan produksi yang langka, permintaan konsumen sepi, dan lain-lain, terutama pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar atau disingkat PSBB. Hampir semua pekerja merasakan pahitnya kehidupan setelah perusahaannya tidak mampu memberikan upah untuk mereka, sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Keadaan seperti ini tidak mampu dicegah oleh siapapun pekerja, melihat sebab-sebab mereka di PHK sangat rasional. Hal tersebut banyak dirasakan oleh penduduk yang tinggal di daerah industri, sebab banyak dari mereka yang menjadi buruh pabrik.
Semua orang dibuat susah akibat pandemi Korona ini, terutama para pengusaha dan karyawan pabrik. Mereka membutuhkan supplay untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, sehingga diperlukan strategi agar bisa bertahan hidup di tengah pandemi ini. Strategi yang dapat dilakukan oleh kebanyakan orang ialah dengan berbisnis online. Hal tersebut dikemukakan oleh pengusaha seperti pedagang online, yang menyatakan bahwa saat penerapan PSBB, mereka beralih berjualan secara offline ke online. Jika para pedagang banyak yang  beralih berjualan secara online, lantas bisakah para pengusaha yang gulung tikar dan mantan buruh pabrik meniru usaha yang dilakukan oleh kebanyakan pedagang tersebut?, jawabannya sangatlah bisa. Lantas apa saja yang mereka perlukan dalam berjualan online? Dan jualan apakah yang sekiranya mudah dilakukan?.
Berjualan terkadang laris terkadang tidak. Dalam berjualan juga memerlukan strategi supaya target penjualan tepat sasaran. Suatu usaha mempunyai  kunci utama menuju kesuksesan, yaitu usaha itu  mampu bertahan, tanpa kalah dari kompetitornya. Banyak cerita dari pengusaha-pengusaha sukses, yang usahanya terus bertahan, walaupun terkadang tidak berjalan mulus. Itulah mengapa kunci sebuah kesuksesan ialah dengan bertahan.
Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengulas kembali bisnis, kenali customer base dan kebutuhannya, permudah proses bisnis, klasifikasikan produk yang mudah dijual, digitalisasi produk usaha, perdalam stok barang, dan beri insentif kepada karyawan yang mampu memberikan performa baik dalam keadaan sulit seperti saat ini. Untuk kunjungan fisik, budaya melakukan transaksi non-tunai dengan menggunakan debit atau digital payment. Di tengah keadaan seperti ini, penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dengan memposisikan diri sebagai bisnis yang memerhatikan konsumen dan seluruh stakeholder terkait higienitas. Lindungi para karyawan dan konsumen dengan penggunaan masker, hand sanitizer, dan pentingnya untuk terus edukasi seputar kebersihan di lingkungan.
Bisnis online saat ini merupakan pilihan utama, disamping penerapan PSBB, yang tidak membolehkan adanya kerumunan masyarakat. Penjualannya pun mudah, tidak memerlukan lapak yang besar, karena barang dagangan bisa disimpan dirumah, diambil dari retailer, atau diambil langsung dari pembuat. Bisnis yang cocok saat PSBB ini adalah dengan menjual makanan. Bisnis makanan dipilih karena tidak memerlukan lahan yang luas, tetapi juga mengingat saat ini adalah bulan Ramadhan, sehingga permintaan terhadap makanan semakin meningkat. Dengan usaha makanan ini juga dapat dilakukan dengan cara yang mudah, dan hasilnya membanggakan.
Adanya pandemi COVID-19, owner dapat bekerja sama dengan ojek online untuk mengantar makanan pesanan konsumen. Karena untuk saat ini, masyarakat Indonesia lebih banyak yang memilih memesan makanan melalui ojek online (ojol) yang memang makin ramai belakangan ini karena bulan Ramadhan. Dengan memesan makanan melalui ojek online, maka akan memudahkan konsumen untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan tanpa susah paya keluar rumah. Selain itu, kita juga bisa mencegah tertularnya pandemi COVID-19 karna tidak keluar dari rumah. Benarkah memesan makanan lewat ojol lebih jadi pilihan? Grab yang mempunyai jasa pesan antar makanan GrabFood, secara tersirat mengakui permintaan dari konsumen tetap tinggi. Sementara itu perusahaan super app Grab, juga memiliki berbagai inisiatif guna mendukung upaya mitra merchant melawan pandemi COVID-19, yakni dengan menerapkan standar keamanan terpadu untuk layanan pesan-antar makanan, mulai pekan ini.
Adapun standar yang dimaksud antara lain menyematkan Kartu Keterangan Pengiriman Grab Food yang berisi catatan tanggal, waktu, nama dan suhu tubuh karyawan yang menyiapkan makanan dan pemeriksaan suhu tubuh pelanggan, karyawan serta mitra pengantaran secara rutin. Jika salah satu mitra pengantaran menunjukkan gejala seperti suhu tubuh tinggi, demam, pilek, atau batuk, mitra merchant dapat melaporkan kepada tim layanan pelanggan Grab dan meminta mitra pengantaran lain untuk menggantikan. Selain itu, mitra merchant juga diminta untuk menerapkan jaga jarak setidaknya 2 meter pada saat terjadi antrean.