Sumber: ranaphoto.blogspot.com
Kontes sapi sonok
merupakan sebuah kesenian asli Madura yang perlu dilestarikan karena dapat
memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, baik untuk pariwisata maupun
perekonomian masyarakat khususnya bagi
para pembudidaya sapi sonok. Tujuan diadakannya kontes ini adalah untuk
melestarikan sapi asli Madura serta untuk memperoleh bibit unggulnya. Pencetus
kesenian sapi sonok adalah H. Achmad Hairudin di tahun 1940, jadi kontes ini
sudah diselenggarakan kurang lebih sekitar 82 tahun di Madura. Pada tahun 1982
warisan budaya kontes sapi sonok telah resmi diadakan oleh Dinas Peternakan
Kabupaten Pamekasan sebagai pembuka dalam acara Karapan sapi Madura yang terus
diadakan setiap tahunnya. Kesenian ini memiliki
nilai filosofis yang telah melekat sejak dulu, diantaranya adalah nilai
keindahan, nilai kasih sayang, kerja
keras, nilai kerjasama dan persaudaraan. Dari hal tersebutlah kontes sapi sonok
biasa dikenal sebagai ajang untuk silaturahmi antara pembudidaya dan penggemar
sapi sonok di Madura.
Sapi sonok itu
sendiri adalah sepasang sapi betina asli Madura yang unggul dan memiliki
kualitas bagus. Kedua sapi tersebut di pasangan "pengonong" sebagai penghubung antara kedua sapi yang terbuat
dari kayu dan diletakkan diatas kepala mereka serta dihias oleh bermacam-macam
aksesoris agar terlihat cantik dan menawan. Dalam kontes sapi sonok ini ada
beberapa hal yang dinilai seperti postur tubuh sapi secara keseluruhan,
keindahan bulu, kulit dan keindahan pakaiannya. Tidak hanya itu, kecantikan
dari kedua sapi tersebut juga menjadi salah satu faktor penilaian. Kelincahan
dan keindahan sapi sonok dalam berjalan mengikuti iringan gamelan serta
kemahiran sapi untuk berhenti di garis finish menggunakan kaki depan juga turut
dinilai. Selama ini
pelestarian kesenian sapi sonok telah didukung oleh pemerintah salah satunya
adalah pemerintah kabupaten Pamekasan yang menjadikan kecamatan Waru sebagai
sentra pembudidayaan sapi sonok.
Daftar
Pustaka:
Heryadi, A. Y., & Fitrianti, R. N. (2022). DI
KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN Abstrak. 7–15.
Ikbar, A. N., Hardika, & Desyanty, E. S. (2021).
Pewarisan Budaya Sapi Sonok Sebagai Aktivitas Belajar Informal Bagi Masyarakat
Madura. Jurnal Pendidikan Nonformal, 16(2), 86–93.
Nurlaila, S., & KUTSIYAH, F. (2012). Potret
Selintas Sapi Sonok di Eks Kawedanan Waru Kabupaten Pamekasan. Hayati, 9(5),
216–382.
Mantul
BalasHapus👍👍
BalasHapusKeren
BalasHapus