Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Pertanian

Sabtu, 07 Mei 2022

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PISANG (Musa Paradisiaca sp.) DI LAHAN KERING MADURA

 



ABSTRAK

Pengembangan Tanaman pisang untuk pemanfaatan di lahan kering, direncanakan untuk bekerja secara ekonomi, informasi, serta kemampuan, khususnya pemanfaatan di lahan kering yang masih begitu luas khususnya di pulau Madura. Lahan Kering di pulau Madura masih belum dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Pengembangan tanaman pisang di Madura ini merupakan lahan masyarakat yang masih terbentang luas, Tanaman Pisang tentu bukan pisang impor yang unik, pisang Indonesia terdekat memiliki ketangguhan, sempurna, kuning, indah, dan harganya sangat mahal di wilayah wilayah luar Jawa. Ditanam di Lahan yang kering dengan lahan yang sangat luas tanpa perawatan, biji pisang aman dari Hama dan penyakit atau (OPT), sangat bermanfaat bagi tubuh, produk organik yang digunakan juga memiliki banyak zat yang menyehatkan, khususnya riboflavin, mangan, nutrisi A, nutrisi B6, niasin , serat, protein, nutrisi C, zat besi. , potasium, folat, dan magnesium, dengan melihat beberapa dari sudut pandang sehat ini, tentu saja pisang dapat membuat tubuh lebih baik dan mencegah penyakit kronis dan penyakit dalam. Apalagi bisa mengangkat perekonomian daerah sekitar Pulau Madura.

Kata kunci : Budidaya Lahan Kering, hama dan penyakit, pengelolaan Tanaman Pisang

 

PENDAHULUAN

Sejak dahulu kala, Pisang merupakan tumbuhan liar saat ini, karena awal mula kebudayaan manusia adalah sebagai pengumpul. Mereka hanya mengumpulkan makanan dari tumbuhan yang ada di tumbuhan yang ada di tumbuhan yang ada di tumbuhan yang ada di tumbuhan yang ada di sekitar mereka

Diduga pisang telah digunakan oleh masyarakat di Asia Tenggara. Masyarakat di daerah tersebut telah menggunakan rebung dan pelepah pisang sebagai sayuran dalam budaya (food gathering). Barang-barang lain dari tanaman pisang juga telah digunakan pada tulisan ini. Pisang adalah salah satu tanaman pertama yang dibudidayakan ketika pertanian budaya menetap dimulai.Beberapa bukti sejarah, baik tertulis maupun dalam bentuk relief di tempat-tempat yang dianggap penting, menunjukkan bahwa tanaman pisang telah dibudidayakan, tanaman pisang telah dibudidayakan.

Pemanfaatan lahan kosong digunakan untuk mendirikan tanaman yang bermanfaat dan memiliki nilai jual, baik lahan terlantar maupun lahan kosong. Pemanfaatan lahan kosong harus dilakukan. Di Indonesia, pisang ini cukup populer. Peminatnya juga sangat tinggi. Dengan perkembangan pisang saat ini merupakan peluang karena itu. Ini adalah bisnis yang menguntungkan. Pisang jenis ini dikenal dengan pisang putih. Pisang selain untuk dikonsumsi sendiri juga dapat dijual sebagai pendapatan keluarga. Dalam hal ini, produk organik memiliki ciri khas batang berwarna hijau. pada ketinggian antara 2,5 dan 3 meter Sebuah pisang ikat tunggal terdiri dari 8 sampai 13 kuas dengan berat 15-30 kg dan panjang bungkus 60-100 cm. Pada ciri khas pisang ini, rasanya manis, dan permukaannya lembut. Selain itu, produk organik menyertakan peringatan putih kekuningan. Permintaan pisang baik benih maupun hasil alam saat ini sangat tinggi sehingga menguntungkan bagi pemilik perkebunan. Pisang juga dapat ditumpangsarikan, baik dengan singkong, terong, maupun tomat.Perawatannya sangat sederhana dan sederhana, terbukti berbuah dalam 7 bulan dan cenderung mengumpul dalam 2,5 bulan.

Metode

Metode yang digunakan dalam budidaya didalam lahan kering adalah menentukan terlebih dahulu lokasi yang akan ditanami atau yang akan diteliti dengan memperhatikan beberapa faktor seperti lahan kondisi dan jenis yang akan ditanam. sistem  The system tanam apa yang akan diterapkan, yaitu menyesuaikan kebutuhan tanaman yang akan di tanam, merupakan hal yang paling penting.


HASIL DAN PEMBAHASAN

                          BUDIDAYA TANAMAN PISANG (Musa Paradisiaca sp.)


Pembibitan

Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).

Persyaratan Bibit

Tinggi anakan adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan berasal dari pohon yang berbuah baik dan sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda dan dewasa. Anakan dewasa baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga dan persediaan makanan didalam bonggol yang sangat banyak. Bibit pisang yang berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yang lebar.

 

Penyiapan Bibit

Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Bibit tanaman Pisang ditanam dengan jarak tanam sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/pemangkasan tunas. Sanitasi Bibit tanaman pisang, Sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
a) Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
b) Simpan bibit di tempat teduh 1-
3 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering.
c) Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d) Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e) Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa meni
t, supaya umbi bibit tanaman Pisang tidak terserang hama tersebut.

Pembukaan
Lahan

            Pemilihan lahan harus berdasarkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, penggemburan tanah yang masih padat, pembuatan sengkedan dan pembuatan saluran pengeluaran air.
            Sengkedan merupakan Bagian tanah yang miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam legum seperti lamtoro di batas sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga penahan angin. Pembuatan Saluran Pembuangan Air, Saluran ini harus dibuat di lahan dengan kecil kemiringan dan tanah-tanah datar. Landasan dan sisi saluran ditanam rumput di atas untuk menghindari erosi dari saluran landasan itu.


Teknik Penanaman

 

Penentuan Pola Tanaman

Tanaman tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong atau tanaman pangan semusim Pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa, dan arecanuts di kebanyakan perkebunan pisang dalam wilayah Asia yang curah hujannya tinggi. Pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa di India Barat.

Pembuatan Lubang Tanam

Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.

Cara Penanaman

Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.

Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan

Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anakan tanaman pisang dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.

Penyiangan

Gulma di sekitar pohon induk disiangi agar pertumbuhan anakan tanaman pisang dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan oleh tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.

 

Perempalan

Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan harus terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.

 

Pemupukan

Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalamsetahun).

Pengairan dan Penyiraman

Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.

 

Pemberian Mulsa

Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.

 

Pemeliharaan Buah

Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.



Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama

1) Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun menggulung seperti selubungdan sobek hingga tulang daun. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
2) Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian : sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3) Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4) Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Bagian yang diserang adalah bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.

Penyakit

1) Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yang diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
2) Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3) Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yang diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian : dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4) Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
5) Daun pucuk
Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

 


Kesimpulan

               Budidaya tanaman pisang (Musa Paradisiaca sp.)  Merupakan tanaman yang sangat populer dan kuat terhadap lingkungan yang keras seperti di lahan kering yang ada di pulau Madura, serta tahap pembudidayaan tanaman pisang dimulai dari persyaratan bibit, setelah itu persiapan bibit tanaman Pisang yang akan ditanam. Pada saat persiapan lahan untuk menanam bibit tanaman Pisang itu dengan melakukan pembukaan lahan kering. Dan tahapan selanjutnya itu teknik penanaman dengan memperhitungkan jarak tanam serta kedalaman lubang. Tahap terakhir yaitu dengan memelihara tanaman pisang agar tumbuh dengan baik.

 

DAFTAR PUSTAKA


Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Yogyakarta

Santoso, E., & Widati, S. 2007. Analisis Biologi Tanah. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.

Suriadikarta, D.,A, dan Setyorini, D. 2005. Laporan Hasil Penelitian Standar Mutu Pupuk Organik. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

 

0 Comments:

Posting Komentar