ABSTRAK
Pengembangan Tanaman pisang untuk pemanfaatan di lahan kering,
direncanakan untuk bekerja secara ekonomi, informasi, serta kemampuan,
khususnya pemanfaatan di lahan kering yang masih begitu luas khususnya di pulau
Madura. Lahan Kering di pulau Madura masih belum dikembangkan dan dimanfaatkan
dengan baik. Pengembangan tanaman pisang di Madura ini merupakan lahan
masyarakat yang masih terbentang luas, Tanaman Pisang tentu bukan pisang impor
yang unik, pisang Indonesia terdekat memiliki ketangguhan, sempurna, kuning,
indah, dan harganya sangat mahal di wilayah wilayah luar Jawa. Ditanam di Lahan
yang kering dengan lahan yang sangat luas tanpa perawatan, biji pisang aman
dari Hama dan penyakit atau (OPT), sangat bermanfaat bagi tubuh, produk organik
yang digunakan juga memiliki banyak zat yang menyehatkan, khususnya riboflavin,
mangan, nutrisi A, nutrisi B6, niasin , serat, protein, nutrisi C, zat besi. ,
potasium, folat, dan magnesium, dengan melihat beberapa dari sudut pandang
sehat ini, tentu saja pisang dapat membuat tubuh lebih baik dan mencegah
penyakit kronis dan penyakit dalam. Apalagi bisa mengangkat perekonomian daerah
sekitar Pulau Madura.
Kata
kunci : Budidaya Lahan Kering, hama dan penyakit, pengelolaan Tanaman Pisang
PENDAHULUAN
Sejak dahulu kala, Pisang merupakan
tumbuhan liar saat ini, karena awal mula kebudayaan manusia adalah sebagai
pengumpul. Mereka hanya mengumpulkan makanan dari tumbuhan yang ada di tumbuhan
yang ada di tumbuhan yang ada di tumbuhan yang ada di tumbuhan yang ada di
sekitar mereka
Diduga pisang telah digunakan oleh masyarakat di Asia
Tenggara. Masyarakat di daerah tersebut telah menggunakan rebung dan pelepah
pisang sebagai sayuran dalam budaya (food gathering). Barang-barang lain dari
tanaman pisang juga telah digunakan pada tulisan ini. Pisang adalah salah satu
tanaman pertama yang dibudidayakan ketika pertanian budaya menetap
dimulai.Beberapa bukti sejarah, baik tertulis maupun dalam bentuk relief di
tempat-tempat yang dianggap penting, menunjukkan bahwa tanaman pisang telah
dibudidayakan, tanaman pisang telah dibudidayakan.
Pemanfaatan lahan kosong digunakan
untuk mendirikan tanaman yang bermanfaat dan memiliki nilai jual, baik lahan
terlantar maupun lahan kosong. Pemanfaatan lahan kosong harus dilakukan. Di
Indonesia, pisang ini cukup populer. Peminatnya juga sangat tinggi. Dengan
perkembangan pisang saat ini merupakan peluang karena itu. Ini adalah bisnis
yang menguntungkan. Pisang jenis ini dikenal dengan pisang putih. Pisang selain
untuk dikonsumsi sendiri juga dapat dijual sebagai pendapatan keluarga. Dalam
hal ini, produk organik memiliki ciri khas batang berwarna hijau. pada
ketinggian antara 2,5 dan 3 meter Sebuah pisang ikat tunggal terdiri dari 8
sampai 13 kuas dengan berat 15-30 kg dan panjang bungkus 60-100 cm. Pada ciri
khas pisang ini, rasanya manis, dan permukaannya lembut. Selain itu, produk
organik menyertakan peringatan putih kekuningan. Permintaan pisang baik benih
maupun hasil alam saat ini sangat tinggi sehingga menguntungkan bagi pemilik
perkebunan. Pisang juga dapat ditumpangsarikan, baik dengan singkong, terong,
maupun tomat.Perawatannya sangat sederhana dan sederhana, terbukti berbuah
dalam 7 bulan dan cenderung mengumpul dalam 2,5 bulan.
Metode
Metode yang
digunakan dalam budidaya didalam lahan kering adalah menentukan terlebih
dahulu lokasi yang akan ditanami atau yang akan diteliti dengan memperhatikan
beberapa faktor seperti lahan kondisi dan jenis yang akan ditanam. sistem
The system tanam apa yang akan diterapkan, yaitu menyesuaikan kebutuhan
tanaman yang akan di tanam, merupakan hal yang paling penting.
HASIL DAN PEMBAHASAN
BUDIDAYA TANAMAN PISANG (Musa Paradisiaca sp.)
Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa
tunas-tunas (anakan).
Persyaratan Bibit
Tinggi anakan adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan
umbi 15-20 cm. Anakan berasal dari pohon
yang berbuah baik dan sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi
pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan
muda dan dewasa. Anakan dewasa baik digunakan karena sudah mempunyai bakal
bunga dan persediaan makanan didalam bonggol yang
sangat banyak. Bibit pisang yang berbentuk tombak
(daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan
daripada bibit dengan daun yang lebar.
Penyiapan Bibit
Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau
disediakan di kebun sendiri. Bibit tanaman
Pisang ditanam dengan jarak tanam sekitar 2 x 2 m. Satu
pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu
banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/pemangkasan tunas. Sanitasi Bibit tanaman pisang, Sebelum ditanam bibit diberi
perlakuan sebagai berikut:
a) Setelah dipotong, bersihkan tanah yang
menempel di akar.
b) Simpan bibit di tempat teduh 1-3 hari sebelum tanam agar
luka pada umbi mengering.
c) Rendam umbi bibit sebatas leher batang di
dalam insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d) Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit
di air mengalir selama 48 jam.
e) Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda,
rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit, supaya umbi bibit tanaman Pisang tidak terserang
hama tersebut.
Pembukaan Lahan
Pemilihan
lahan harus berdasarkan aspek
iklim, prasarana ekonomi dan industri
pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka
lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, penggemburan tanah yang
masih padat, pembuatan sengkedan dan pembuatan saluran pengeluaran air.
Sengkedan merupakan Bagian tanah yang miring
perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat
kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan
jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam legum seperti lamtoro di batas
sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga penahan
angin. Pembuatan
Saluran Pembuangan Air, Saluran
ini harus dibuat di lahan
dengan kecil kemiringan dan tanah-tanah datar. Landasan dan sisi saluran ditanam rumput di atas
untuk menghindari erosi dari saluran landasan itu.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Tanaman tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman
pisang memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong pada tiga
bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di
antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong atau tanaman pangan semusim
Pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa, dan
arecanuts di kebanyakan perkebunan pisang dalam wilayah Asia yang curah
hujannya tinggi. Pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa di
India Barat.
Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat
dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3
x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
Cara Penanaman
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan
(September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk
kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap
kualitas rasa buah.
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun terdiri
atas 3-4 batang. Pemotongan anakan
tanaman pisang dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun
terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5
tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan
Gulma di
sekitar pohon induk disiangi agar pertumbuhan anakan tanaman pisang dan
juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan
penimbunan oleh tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu
diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan
tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
Perempalan
Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar
kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan
harus terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap
waktu.
Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar.
Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg
KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali
dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman.
Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium
dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalamsetahun).
Pengairan dan Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik
selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi
parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.
Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa
daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah
dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran
menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa
tidak boleh dipasang terus menerus.
Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir
buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah
sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung
plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi
lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung
plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir
teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar
tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan
bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
1) Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun
menggulung seperti selubungdan sobek hingga tulang daun. Pengendalian: dengan
menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida
Malathion.
2) Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian yang diserang adalah kelopak daun,
batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang
penuh lorong. Pengendalian : sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa
batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3) Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus
similis)
Bagian yang diserang adalah akar. Gejala:
tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar,
akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan
humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4) Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Bagian yang diserang adalah bunga dan buah.
Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya
70 ekor di tandan pisang. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
Penyakit
1) Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri).
Bagian yang diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan
menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: dengan membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
2) Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang
diserang adalah daun. Gejala: daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu
daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah
berwarna hitam. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3) Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yang
diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas.
Pengendalian : dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau
Bubur Bordeaux (BB).
4) Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yang
diserang adalah akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian: membongkar
dan membakar tanaman yang sakit.
5) Daun pucuk
Penyebab: virus dengan perantara kutu daun
Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk. Gejala: daun
pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: cara membongkar dan
membakar tanaman yang sakit.
Kesimpulan
Budidaya tanaman pisang (Musa Paradisiaca sp.) Merupakan tanaman yang sangat populer dan
kuat terhadap lingkungan yang keras seperti di lahan kering yang ada di pulau
Madura, serta tahap pembudidayaan tanaman pisang dimulai dari persyaratan
bibit, setelah itu persiapan bibit tanaman Pisang yang akan ditanam. Pada saat
persiapan lahan untuk menanam bibit tanaman Pisang itu dengan melakukan
pembukaan lahan kering. Dan tahapan selanjutnya itu teknik penanaman dengan
memperhitungkan jarak tanam serta kedalaman lubang. Tahap terakhir yaitu dengan
memelihara tanaman pisang agar tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi
Kedelapan, Yogyakarta
Santoso, E., & Widati, S. 2007. Analisis Biologi
Tanah. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
0 Comments:
Posting Komentar