PERAN MAHASISWA DALAM MENJAGA LINGKUNGAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19

 “PERAN MAHASISWA DALAM MENJAGA LINGKUNGAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19”

Tanggal 31 Desember 2019, Who China country office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di kota Wuhan, Propinsi Hubei, China. Pada tanggal 30 januari 2020 WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emegency Of International Concern. Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (Covid-19). Coronavirus Disease (Covid-19) penyebarannya terus bertambah dari hari ke hari. Melansir data dari laman Wordometers, total kasus Covid-19 di dunia mencapai 18.683.575 (18,6 juta) kasus hingga Rabu (5/8/2020) pagi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11.902.943 (11,9 juta) pasien sembuh, dan 703.135 meninggal dunia. Coronavirus Disease (Covid-19) di Indonesia sendiri juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus sembuh, hingga yang meninggal dunia. Pada tanggal 15 Agustus 2020 pukul 12.00 WIB pasien positif Coronavirus Disease (Covid-19) mencapai 137.468 orang berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang disampaikan juru bicara penanganan Covid-19. Jumlah pasien sembuh mencapai 91.321 orang, sedangkan untuk pasien meninggal dunia sebanyak 6.071 orang (https://covid19.go.id/).

Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat yaitu meningkatkan kualitas kesehatan dan produktivitas seseorang. Sebagai mahasiswa kita pasti berada di tiga lingkungan yaitu lingkungan rumah atau kost, kampus dan lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu, kita sebaiknya tetap di rumah, menghimbau keluarga untuk tidak keluar rumah, menjaga kebersihan lingkungan karena lingkungan yang bersih akan menjauhkan kita dari sumber penyakit yang mana akan menurunkan daya tahan tubuh kita.  Sebagai mahasiswa kita dapat menjadi pelopor bagi diri sendiri, keluarga, bahkan masyarakat umum untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan juga menjaga komunikasi dengan keluarga dan teman. Menurut Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, kita harus selalu menjaga kesehatan, melakukan kegiatan agar tetap produktif, menjaga lingkungan tetap bersih. Apabila kita melakukan hal itu, kita dapat memutus penyebaran Covid-19 dan juga dapat mengurangi biaya pengobatan. 

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di masyarakat yaitu dengan mengedukasi dan menggerakkan partisipasi masyarakat untuk siaga Covid-19. Seperti menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil meliputi pengelolaan sampah dan mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar. Langkah yang harus dilakukan mahasiswa tidak harus dengan langkah yang besar, dapat dimulai dengan menjaga lingkungan secara sederhana. Seperti menanam satu tanaman di rumah, karena dari satu tanaman tersebut dapat memproduksi udara bersih dan menghasilkan bahan pangan. Mengurangi penggunaan plastik, mengolah sisa-sisa sampah sayur dan buah menjadi pupuk. Mendaur ulang sampah plastik di rumah, membatasi penggunaan air, dan menghemat listrik. Pada masa pandemi Covid-19 ini mahasiswa di tuntut untuk lebih kreatif. Kreatif tidak hanya ketika mengerjakan tugas kuliah tetapi kreatif dalam hal mengedukasi masyarakat untuk menjaga dan mencegah penularan Covid-19.

Pemaksimalan sampah (organik-anorganik) agar bisa menjadi produk yang bernilai jual diantaranya, dalam bidang pertanian dengan membuat TABULAMPOT (Tanaman Buah dalam Pot). Kemudian dalam bidang perikanan dengan membuat BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan dalam Ember). Kegiatan ini dapat dilakukan dirumah sehingga memudahkan kita untuk bisa mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan yang digunakan pun sangat mudah ditemukan di sekitar rumah sehingga tidak memakan biaya yang besar tetapi dapat memperoleh keuntungan yang besar. Selain itu, dapat menciptakan sumber pangan mandiri di lingkungan keluarga sehingga dapat menguntungkan bagi kehidupan rumah tangga. Salah satu sistem budidaya tanaman yang cukup mudah dalam skala rumah tangga yaitu sistem hidroponik. Misalnya menanam tanaman sayur dalam botol bekas dan steroform, Selain menambah keuntungan juga dapat mengasah kreativitas kita. Limbah plastik rumah tangga juga dapat di kreasikan menjadi kerajinan tangan, seperti tas, dompet, payung dan sebagainya. Hal ini tentunya dapat membantu menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah yang ada untuk dimanfaatkan menjadi barang-barang yang berguna dan dapat menghasilkan profit untuk kita.

Pemaksimalan sampah organik dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan kotoran ternak menjadi output yang bernilai jual. Misalnya kotoran sapi yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas. Pengertian biogas secara umum merupakan gas yang mudah terbakar yang dihasilkan oleh bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Penerapan pengelolaan limbah menjadi Biogas merupakan salah satu usaha meminimalisasi limbah ternak. Penggunaan biogas dalam skala rumah tangga tersebut bertujuan untuk mencapai kemandirian keluarga. Selain itu, biogas dapat disalurkan ke beberapa rumah tangga sekitar apabila menggunakan skala menengah dalam hal pemanfaatan biogas sehingga nantinya akan menghasilkan profit atau keuntungan. Sampah organik juga dapat dijadikan menjadi pupuk organik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 

1. Menyiapkan sampah organik kering

2. Memotong sampah organik menjadi bagian kecil-kecil

3. Mencampurkan sampah organik kering dengan EM4

4. Menutup campuran sampah organik kering dengan EM4 dengan terpal.

5. Bokashi yang sudah jadi siap dibuat granular

6. Pupuk organik siap pakai atau di pasarkan

1 Komentar