Hari minggu, tepatnya tanggal 26 Maret 2017, UKM FP Penalaran
baru saja mengikuti sebuah kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah (RAKORWIL) MITI KM
dan Mitra Binwil Jabalnusra Tahun 2017. MITI KM (Masyarakat Ilmuan dan
Teknologi Indonesia-Klaster Mahasiswa) merupakan satu bagian kecil dari MITI
yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. MITI
adalah jaringan yang menghubungkan berbagai potensi bangsa terutama dibidang
sains dan teknologi untuk bekerja sama membangun bangsa Indonesia yang modern
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kegiatan RAKORWIL MITI KM dan Mitra Binwil Jabalnusra tahun
2017 yang bertema “Berkelana Dalam Pilihan Menjadi SDM Strategis Bangsa
Indonesia” dilaksanakan di Gedung Pusat Bahasa UNAIR Kampus B, Jl. Airlangga No.4-6,
Airlangga, Gubeng Surabaya Jawa Timur. Kegiatan ini dihadiri oleh UKM dari
beberapa peguruan tinggi di Indonesia yang meliputi UKM FP PENALARAN UTM,
GARUDA UNESA, UKIM UNESA, UKM FORDIMAPELAR UNTAG, UKPI UINSA, ACESS FEB UNAIR,
ARSC UB, CIES UB, LDF FOKSI UB, PELITA UNEJ, UKM KI UNAIR, UKM FOKUS UNIDARMA,
FKM FPIK UB.
Acara di mulai pada pukul 10.00 yang
di awali dengan pengenalan dari setiap kelompok mitra. Acara yang kedua masuk
pada materi kelembagaan dengan Wahyu Hidayat sebagai moderator dan menjelaskan
singkat mengenai apa itu Logical
Framework Analysist. Penjelasan secara rinci disampaikan oleh Wawan
Ismanto, S.Si selaku Manajer Rumah Kepemimpinan Surabaya. Logical Framework Analysist bercerita
mengenai metode utama untuk mendesain, memonitoring, dan mengevaluasi program
kerja suatu lembaga berdasarkan Goal
Oriented Project Planning (GOPP). Sasarannya adalah memberikan pengetahuan
dan mengubah pola pikir untuk action
planning, atau program kerja yang berorientasi terhadap output sebagai
target sukses atau tidaknya sebuah program.
Usai materi kelembagaan, di berikan waktu istirahat selama 45
menit untuk ISHOMA. Acara segera dimulai kembali pada pukul 13.00 dengan agenda
Rapat Kerja Wilayah yang dipandu oleh Ismiatiningsih,
S.Pd (koordinator bina wilayah jabalnusra).
Jalannya rapat berawal dari pengenalan
MITI dengan menampilkan video profil yang didalamnya memuat beberapa proker
dari MITI diantaranya, Go Pangan Lokal (GPL) , Youth Connection, dan Youth Summit. Setalah pemutaran video dilanjutkan
acara diskusi yang membahas tentang 3
global issue yaitu food, water, and
energy. Dalam diskusi ini, setiap daerah
dibagi untuk membahas satu topik. Topik pangan dibahas oleh mahasiswa yang
berasal dari kota Jember, topik air dibahas oleh perwakilan kota Surabaya,
sedangkan topik energy dibahas oleh perwakilan Malang. Diskusi tersebut berlangsung kurang lebih selama satu jam
setengah hingga datang waktu istirahat dan sholat. Setelah istirahat, dilanjutkan dengan
pemaparan hasil diskusi dari setiap daerah. Dari kota Jember diwakili oleh
Ikhwan yang merupakan ketua umum PELITA UNEJ. Hal yang diuatarakan mengenai
bina desa di daerah Jember tentang pengolahan daging terong hasil produksi
benih terong mitra perusahaan. Lalu pemanfaatan limbah tanaman kopi dan
kegiatan pertanian menjadi pupuk kompos. Selain itu ada juga pembuatan benih coating dengan mikoriza. Kedua, dari
Surabaya disampaikan oleh salah satu perwakilan dari ACESS FEB UNAIR yang menerangkan
keadaan perairan di daerah Surabaya tepatnya di area sentralisasi industri
Rungkut. Dari setiap kegiatan industri pastinya akan menghasilkan limbah.
Limbah dari berbagai industri di daerah Rungkut dialirkan pada IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) berupa waduk terpusat. Dengan adanya IPAL, limbah tidak
akan mencemari sungai-sungai di sekitar wilayah Rungkut. Justru sungai tercemar
akibat limbah rumah tangga. Ketiga, dari Malang diwakili oleh ketua umum FOKSI
UB, Habibi yang menjelaskan tentang bioetanol dari bahan pangan. Namun terdapat
masukan dari Haikal, perwakilan dari GARNESA UNESA bahwasannya pengolahan bioetanol
dari bahan pangan merupakan suatu hal yang melanggar hukum. Karena fungsi bahan
pangan adalah sebagai sumber makanan, bukan untuk bahan bakar. Alangkah baiknya
bila bioetanol dapat dihasilkan dari limbah pengolahan pangan. Misalnya pada
padi, sekam yang tidak digunakan bisa digunakan untuk bio etanol. Disinilah peran adanya RAKORWIL dimana kita dapat bertukar pengalaman dan
menambah wawasan kita dengan hadirnya teman-teman dari berbagai wilayah di
Indonesia.
Acara ditutup dengan penyampaian beberapa pesan dari Adhitya
Arjanggi selaku Ketua Umum MITI KM 2017. Salah satu pesannya yaitu adanya
program kerja Temu Ilmiah Wilayah (Temwil) ditiadakan dan diganti dengan
Program Youth Summit yang nantinya akan diadakan di UTM atau UNEJ. Kemudian
penyerahan penghargaan kepada ketua umum Mitra dari MITI KM. Dan juga
penandatanganan MOU terhadap mitra baru yang akan bekerja sama dengan MITI KM.
Sesi terakhir dilakukan foto bersama dengan seluruh mitra.
Semakin is the best deh sekarang.....
BalasHapus