Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Pertanian

Sabtu, 31 Juli 2021

Keripik Kulit Pisang


Buah pisang merupakan buah tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Buah pisang seringkali diolah menjadi berbagai macam makanan seperti keripik pisang, pisang goreng, kolak pisang dan masih banyak lagi. Dari banyaknya jenis hasil olahan buah pisang menimbulkan problematika baru yaitu kulit pisang yang menjadi limbah.
Kulit pisang yang menjadi limbah sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kulit pisang mengandung zat-zat gizi yang bermanfaat, seperti serat halus yang baik untuk pencernaan. Dilansir dari alodokter.com, kulit pisang mengandung vitamin B6, vitamin B12, mineral berupa magnesium dan kalium, lemak tak jenuh dan asam amino esensial.
Saat ini pemanfaatan limbah kulit pisang di Indonesia masih sangat minim yaitu hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Oleh karena itu diperlukan inovasi baru sebagai solusi pemanfaatan limbah kulit pisang ini, seperti mengolahnya menjadi keripik kulit pisang. Untuk mengolah kulit pisang menjadi keripik diperlukan bahan-bahan penunjang lainnya, antara lain :
  1. Kulit pisang yang tidak terlalu tua
  2. Telur ayam
  3. Tepung beras
  4. Tapioka
  5. Minyak goreng
  6. Bawang merah
  7. Bawang putih
  8. Garam
  9. Ketumbar
  10. Laos putih
  11. Flavour aneka rasa
Prosedur pembuatan keripik kulit pisang :
  1. Kulit pisang dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. 
  2. Kulit pisang dipotong kecil-kecil sesuai selera. 
  3. Rendam kulit pisang dengan air tawas selama 2 hari dengan ditambahkan perasan jeruk nipis, gula dan garam (gula untuk keripik varian manis dan garam untuk varian asin). 
  4. Mencampurkan tepung beras dan tapioka dengan perbandingan 1:1
  5. Bawang merah, bawang putih, garam, ketumbar dan laos putih dihaluskan kemudian dicampurkan dengan telur. 
  6. Setelah campuran bumbu halus dan telur tercampur dengan sempurna, masukkan campuran tepung beras dan tapioka. 
  7. Aduk sampai semuanya tercampur sempurna. 
  8. Memasukkan kulit pisang kedalam adonan tepung. 
  9. Menggoreng kulit pisang dengan minyak yang sudah panas. 
  10. Setelah matang, kulit pisang ditiriskan dan didiamkan selama 1 hari. 
  11. Goreng kembali setelah 1 hari. 
  12. Menambahkan flavour aneka rasa pada keripik kulit pisang. 

Sabtu, 17 Juli 2021

IBU

Satu hal yang selalu ingin ku tanyakan kepadamu
Waktu terus bergulir menyusuri lingkaran arloji
Membentangkan waktu perlahan namun berarti
Menjelma diri menjadi bak mentari
Yang membedakan hari kemarin dan hari ini
Hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa selalu aku ditinggalkan 
Hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa selalu saja ibu melarang
Hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa selalu saja ibu marah
Dan hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa aku harus merindu dan menangisi diri ini
Tapi satu hal yang aku mengerti
Hari ini aku sudah mengerti, kenapa hari kemarin aku selalu ditinggal
Aku sudah mengerti, kenapa hari kemarin ibu melarang
Aku sudah mengerti, kenapa hari kemarin ibu marah
Dan aku sudah mengerti bahwa hari kemarin itu aku tidak merindu dan menangisi diri ini
Tapi ibu juga bersama dalam rasa, dan kasih sayang
Ibu
Maafkan aku yang terlambat tuk mengerti arti kehidupan
Walaupun waktu yang membentang takan lagi memendek
Aku ingin ibu tahu
Bahwa ada satu hal yang selalu ku mengerti, baik hari kemarin maupun hari sekarang
Yaitu aku selalu mengerti kau selalu menyayangiku di sepanjang hidupmu.
Terimakasih ibu.

Sabtu, 03 Juli 2021

Pupuk Organik Cair Sabut Kelapa sebagai Upaya Mengurangi Limbah dari Sektor Pertanian

     Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana sektor pertanian menjadi salah satu aspek yang memegang bagian utama dalam kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan sektor lainnya, pada sektor pertanian juga menghasilkan limbah. Limbah pertanian merupakan bagian-bagian yang tertinggal dari proses produksi pertanian. Limbah pertanian dapat berupa limbah tanaman perkebunan, jerami, dan kotoran ternak (Nurhayati et al. 2011). Berdasarkan data Asia Pasific Coconut Community, kebun kelapa di Indonesia pada tahun 2010 merupakan yang terluas di dunia yaitu 3.859.000 ha dengan produksi sebanyak 15,4 miliar butir. Kelapa memiliki nilai ekonomi karena menghasilkan kopra untuk diambil minyaknya, namun kopra hanya 28% dari buah kelapa. Hasil lainnya berupa limbah 25% air, 12% tempurung, dan 35% sabut (Dharma et al. 2018). Dengan demikian, limbah sabut kelapa dihasilkan dalam jumlah yang paling banyak.

     Sabut kelapa merupakan satu dari komponen buah kelapa yang apabila diolah dan diurai dapat menjadi produk pasar domestik bahkan memiliki nilai ekspor yang tinggi (Indahyani 2011). Olahan dari sabut kelapa tentunya juga dapat mengurangi adanya limbah hasil proses produksi buah kelapa. Salah satu olahan sabut kelapa yang sudah banyak dilakukan penelitian adalah dijadikan pupuk organik. Sabut kelapa mengandung unsur hara yang ideal digunakan dalam pupuk organik dan dapat menjadi alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan pupuk KCI sintesis. Unsur hara tersebut berupa N 0,44%; P 119 mg/kg; K 67,20 me/100g; Ca 7,73 me/100g; Mg 11,03 me/100g (Dharma et al. 2018). Berikut cara pembuatan pupuk organik cair dari sabut kelapa :

  • Potong kecil-kecil sabut kelapa, kemudian masukkan dalam wadah, bisa menggunakan jerigen. 
  • Larutkan gula merah dengan 10 liter air dan tambahkan EM4. 
  • Tuangkan larutan yang telah homogen dalam wadah yang berisi potongan sabut kelapa, kemudian ditutup rapat. 
  • Simpan wadah yang berisi larutan tersebut selama kurang lebih dua minggu pada tempat yang tidak terpapar matahari secara langsung. 
  • Setiap pagi, tutup wadah dapat dibuka selama beberapa detik untuk membuang gas yang timbul. 
  • Pupuk organik cair berhasil difermentasi dan siap untuk digunakan pada tanaman jika sudah tercium bau seperti tape dan air rendaman berwarna coklat agak kehitaman atau kuning gelap.




Referensi :

Dharma, P. A. W., Suwastika, A. A. N. G. dan Sutari, N. W. S. 2018. Kajian Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Menjadi Larutan Mikroorganisme Lokal. Jurnal Agroteknologi Tropika. 7 (2): 200-210.

Indahyani, T. 2011. Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa pada Perencanaan Interior dan Furniture yang Berdampak pada Pemberdayaan Masyarakat Miskin. Jurnal Humaniora. 2 (1): 15-23.

Nurhayati, Jamil, A. dan Anggraini, R. S. 2011. Potensi Limbah Pertanian sebagai Pupuk Organik Lokal di Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah. Jurnal Iptek Tanaman Pangan. 6 (2): 193-202.