PENINGKATAN KINERJA UKM SEBAGAI UPAYA MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PENINGKATAN KINERJA UKM SEBAGAI UPAYA MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

 Kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah krusial di hampir semua Negara termasuk Indonesia. Kemiskinan selalu menjadi perhatian utama di semua Negara, Hal ini dikarenakan kegagalan dalam mengatasi kemiskinan dapat menyebabkan persoalan sosial, ekonomi dan politik di suatu Negara. Menurut Bapenas (2004) kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat memenuhi hak-hak dasar untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat, hak-har dasar tesebut meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, pertanahan, air bersih, rasa aman, sumberdaya dan lingkungan hidup.

Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia yaitu upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Hal tersebut sangat berpengaruh pada jumlah kemiskinan di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jika dilihat dari persentase jumlah penduduk Indonesia jumlah penduduk miskin menurun dari 9,82 persen menjadi 9,41 persen, akan tetapi perlu dicatat bahwa 9,41 persen itu adalah jumlah yang tidak sedikit ter-update 25,14 juta penduduk.  

Dari permasalahan kemiskinan tersebut timbul persoalan lain seperti pengangguran, minimnya pendidikan anak di Indonesia disebabkan orang tua yang tidak mampu membayar biaya pendidikan dan meningkatnnya angka kelaparan di Indonesia. Menurut Hunger Index 2018, Indonesia dinilai memiliki masalah kelaparan tingkat serius di tingkat ASEAN yang memerlukan perhatian lebih lebih buruk dari pada Filipina, Myanmar, Vietnam, Malaysia dan Thailand. Lebih ironisnya lagi dari tingkat kelaparan di Indonesia banyak penduduk Indonesia yang membuang makanan dengan sia-sia. Dari Barliria Center For Food & Nutrition pada 2016 Indonesia menempati peringkat dua sebagai pembuang makanan. Menurut kepala perwakilan FAO (Food and Agriculture Organization) Indonesia membuang 13 juta metric ton makanan dengan percuma, makanan yang terbuang tersebut bisa untuk memberi makan hampir 11 persen penduduk Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk setiap tahunnnya artinya dengan angka tersebut tidak akan ada penduduk Indonesia yang mengalami kelaparan.

Dari permasalahan diatas menunjukkan adanya kesenjangan ekonomi di Indonesia, sebagian penduduk Indonesia menderita kelaparan sebagian lagi membuang makanan dengan percuma. Hal yang perlu direalisasikan adalah bagaimana mendistribusikan pendapatan bagi penduduk Indonesia secara merata. Untuk membantu masyarakat miskin. 

Dalam upaya memberantas kemiskinan sudah banyak tindakan kebijakan pemerintah, kebijakan tersebut seperti pengadaan program Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Kecil (KUK) dan Impress Desa Tertinggal (IDT). Akan tetapi dari semua program yang sudah dijalankan dampaknya masih sangat kecil untuk tingkat kemiskinan di Indonesia, hal ini dikarenakan kredit tersebut diberikan kepada masyarakat yangbelum mampu mengelola bantuan yang mereka terima, sehingga pada umumnya mereka menggunakan bantuan tersebut untuk konsumsi tidak dikelola untuk kegiatan usaha produktif yang berkelanjutan dalam hal ini contohnya adalah UKM.

UKM di Indonesia bisa dibilang sangat mendominansi pertumbuhan ekonomi dilihat dari segi jumlahnya yang sangat banyak, dengan jumlah tersebut apabila kinerja UKM ditingkatkan tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuh pertumbuhan perokonomian di Indonesia, akan tetapi saat ini kinerja UKM masih sangat lemah dibandingkan dengan industri-indusrti besar, hal itu yang membuat terjadinya kesenjangan pendapatan antara sumberdaya manusia pada industri-industri besar dengan sumberdaya UKM, pemerintah sebagai pemegang kebijakan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja UKM, akan tetapi saat ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan UKM dinilai masih kurang. 

Pentingnya kontribusi UKM dalam pengentasan kemiskinan sudah banyak dibuktikan oleh pakar dari hasil temuan mereka di lapangan, seperti pernyataan Amstrong dan Taylor (2000) menyebutkan peran UKM dalam pembangunan ekonomi yaitu, UKM mampu menciptakan lapangan pekrjaan, menciptakan industri-industri kecil yang bervariasi dan menciptakan interpreneur baru, menciptakan pesaingan secara intensif antar UKM untuk mewujudkan lingkungan usaha yang kondusif , mendorong untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam dunia usaha serta meningkatkan hubungan industrial antar buruh.

Kesimpulannya adalah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian Negara maka yang perlu diperhatikan adalah kesejahteraan masayarakat, kesejahteraan masayarakat juga bergantung pada tingkat pendapatan, akan tetapi kenyataannya distribusi pendapatan di Indonesia masih belum merata yang bisa dibuktikan dengan tingginya angka kemiskinan di berbagai daerah, untuk mengatasi persoalan tersebut upaya yang dilakukan pemerintah adalah menciptakan lapangan pekerjaan yang luas melalui pemberdayaan UKM sebagai sektor yang mendominasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

0 Komentar