Sawut Instan Sebagai Makanan Tradisional Guna Meningkatkan Nilai Tambah Singkong


        Nilai ekonomi dari suatu produk tidak lagi ditentukan dari jenis bahan baku yang digunakan atau sistem produksinya. Tetapi, lebih mengarah pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi suatu produk. Pengembangan industri sebaiknya dapat memanfaatkan bahan baku dalam negeri dan menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai tambah terutama produk yang siap saji, praktis dalam penyajiannya dan memperhatikan masalah mutu (Gisi et al 2013).

         Singkong adalah bahan hasil pertanian yang memiliki beberapa kandungan yang baik didalamnya. Kandungan tersebut antara lain kandungan kompleks, kandungan vitamin dan mineral yang lain. Singkong merupakan hasil pertanian yang jumlahnya berlimpah dan diperlukan alternatif lain didalamnya untuk menunjang ketahanan pangan (Rusdi 2020). 

        Nilai jual singkong umumnya tidak terlalu baik dipasaran. singkong terkadang hanya diolah menjadi singkong rebus atau singkong goreng dengan cara yang sangat sederhana.  Karena pengolahan yang sederhana menjadikan masyarakat bosan untuk mengkomsumsinya. Dengan mengolah singkong menjadi sawut menjadi inovasi untuk tetap mmepertahankan makanan tradisional. Sawut adalah hasil olahan makanan yang berasal dari singkong. Umumnya umur simpan sawut tidak lebih dari satu hari. Sehingga dengan kekurangan tersebut sawut diinovasi dengan dijadikan sawut instan melalui tahap pengeringan. 

Sumber: Budaya Indonesia org

      Pengolahan sawut instan diawali dengan pengupasan. Kemudian singkong dicuci dilanjutkan dengan pemotongan dan pengecilan ukuran dengan ukuran memanjang dan tipis. Selanjutnya ketela dicuci ulang untuk memastikan kebersihannya kemudian penirisan agar tidak banyak air yang tersisa pada bahan. Selanjutnya bahan dimasak selama kurang lebih 15 menit dengan suhu sekitar 100 C. Setelah melalui pemasakan pada suhu tinggi kemudian dikeringkan pada suhu tinggi juga yakni sekitar 140 C. Kemudian dilakukan pengemasan. 

        Sawut instan ini adalah solusi untuk mempertahankan pangan tradisional dengan tetap mengikuti perkembangan, yakni pengolahannya yang instan dan juga mudah dalam pemasakkannya. Sehingga dengan adanya sawut instan ini memudahkan millenial untuk tetap menyukai makanan  tradisional dengan cara yang mudah. 




REFERENSI 

Gisi, H,Y., Tri, R., Diana, P. 2013. Pengolahan Sawut Instan Ditinjau dari Perlakuan Pencucian serta Analisis Kelayakan Finansial. Jurnal REKA Agroindustri. 1(1):5-17. 

Rusdi., Zakiyah A. 2020. Penggolahan Hasil Pertanian guna Meningkatkan Nilai Jual “Kreasi Olahan Makanan Berbahan Singkong”. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1(2): 112-115

2 Komentar