Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Pertanian

Rabu, 22 Desember 2021

Makanan Tradisional : Kue Dumbeg

Kue Dumbeng

       Kue dumbeg merupakan makanan tradisonal yang memiliki citarasa manis legit, lembut, kenyal. Rasanya manis dengan tekstur yang kenyal dan tetap lembut seperti kue dodol.  Makanan ini termasuk jenis jajanan pasar, sebuah tradisi kuliner kuno yang perlu dilestarikan. Dumbeg  bisa ditemukan di berbagai daerah di wilayah pantai utara Jawa (pantura), seperti Tuban, Pati, Lasem, Blora dan Kudus. Dumbeg memiliki kemasan yang unik dimana makanan tradisional ini dikemas dengan bentuk menyerupai terompet yang dibungkus dengan daun lontar dari pohon siwalan. Makanan ini dibuat dari bahan-bahan yang sederhana yang bisa didapatkan dengan mudah di pasar tradisional. Kue ini biasanya menjadi hidangan saat acara pengajian. musyawarah. bahkan  acara sedekah bumi. Dumeg dibuat dari bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan dipasaran. Adapun bahan-bahan pembuatan dumbeg antara lain:
  1. Janur kuning, buang tulangnya
  2. Santan kental
  3. Gula merah
  4. Daun pandan
  5. Garam
  6. Tepung beras 

Cara Membuat Kue Dumbeg 
  1. Lilit janur kuning seperti kerucut, semat ujungnya dengan lidi. Sisihkan.
  2. Merebus santan, gula merah, daun pandan, dan garam di atas api kecil sekali sambil diaduk hingga mendidih.
  3. Masukkan tepung beras sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga mengilap, angkat. Sisihkan.
  4. Tuang ke dalam kerucut janur. Atur di dalam dandang atau pengukus secara tegak lurus. Kukus hingga matang (± 60 menit). Angkat, dan sajikan.

Minggu, 05 Desember 2021

Bisik Tani : Belajar Asik tentang Pertanian Melalui Drama Korea

By : Vitamami Mardatillah Imamah

Source: kurio.id

    Mendengar istilah ‘’Pertanian’’ kebanyakan orang langsung mengarah pada lahan, terik panas matahari, traktor dan lainnya. Memang benar itu semua hal-hal yang berkaitan dengan dunia pertanian. Namun untuk mempelajari ilmu pertanian tidak hanya dengan turun lapang saja akan tetapi kita yang bahkan berada di dalam kamar pun bisa mempelajarinya. Sayangnya, mahasiswa-mahasiswi jika sudah berurusan dengan kertas dan buku-buku tebal hal itu dianggap sebagai sesuatu yang membosankan mereka. Eitsss, tapi tenang saja saya akan memberikan sebuah metode pembelajaran yang asik dan tidak membosankan tentunya. Sebenarnya sudah bisa dilihat dari judul artikel ini, mungkin sekilas ada beberapa dari kalian pembaca yang timbul pertanyaan “bukankah drama korea identik dengan kisah percintaan yaa?ahh mana mungkin ada pertaniannya”. Nah, jangan salah ada beberapa drama korea yang memang mengangkat tema pertanian walaupun masih ada ciri khas dari drama korea itu sendiri diantaranya yaitu seperti :
1. Modern Farmer
Drama ini menceritakan empat sahabat yang mempunyai sebuah band namun harus gagal debut. Kegagalan yang dihadapinya ini menyebabkan mereka terlilit banyak hutang yang harus segera dibayar. Akan tetapi, tanpa disadari saat pindah ke sebuah desa keempat sahabat tersebut mampu mendaptkan sebidang tanah dengan luas 400.00 m². Selain itu juga dalam drama ini akan memperlihatkan serta menyajikan mengenai cara penduduk desa untuk memanfaatkan media sosial sebagai pacuan dalam menjangkau konsumen, memasarkan produk pertanian hingga pengemasan produk.
2. Farming Academy
Drama ini menceritakan putri dari seorang petani ubi di suatu desa yang sedang bersekolah di universitas pertanian dan perikanan nasional korea. Dalam drama ini pula menyajikan era pertanian modern atau biasa disebut dengan revolusi pertanian 4.0  

     Itulah beberapa drama korea yang bertema pertanian, semoga dengan adanya artikel ini nantinya mahasiswa-mahasiswi yang memang ingin belajar pertanian lebih mendalam lagi bisa dengan melalui tontonan drama korea tersebut. Sehingga secara perlahan berminat untuk terjun langsung dalam dunia pertanian. Karena memang pertanian di Indonesia ini sangat membutuhkan peran dari kaum muda milenial. 

Minggu, 21 November 2021

SEMESTA TAK MAMPU BICARA

 

Picture from freepik.com


Luka

Dibuat oleh berjuta nyawa

Tanpa ada yang merasa

Karena tak ada yang bicara


Bukan pisau yang mereka pakai

Melainkan jatuhnya daun dari tangkai

Lelahnya tanah mengurai

Hilangnya kemurnian air pantai

Menciptakan tumpukan bangkai


Entah karena apa mereka menyakiti

Padahal akibatnya akan ditanggung sendiri

Tak banyak yang peduli

Semesta perlahan akan mati

Senin, 08 November 2021

Upaya Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas (Ananas comosus) Dalam Pembuatan Hand Sanitizer Alami

Kulit Nanas

    Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) muncul menggemparkan dunia beberapa tahun terakhir, dimulai dari akhir tahun 2019 sehingga kini masih belum ditemukan jalan keluar untuk pemberantasannya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani penyebaran Covid-19 ini mulai dari aturan, kebijakan, regulasi, hingga penerapan pola hidup baru yang melalui cuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker. Penerapan pola hidup baru tersebut berfungsi untuk menjaga kebersihan diri, terutama tangan saat menyentuh benda-benda asing yang menyebabkan penularan Covid-19. Kebersihan tangan sangat penting untuk dijaga karena sering terkontaminasi dengan mikroba termasuk virus, sehingga tangan dapat menjadi perantara masuknya virus ke dalam tubuh (Nakoe et al., 2020). 

    Salah satu upaya untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, maupun menggunakan hand sanitizer yang lebih efektif digunakan di manapun dan kapanpun. Hand-sanitizer adalah produk pembersih tangan dalam bentuk gel atau sepray yang memiliki kandungan zat antiseptic guna untuk membunuh virus dan bakteri tanpa harus dibilias seperti penggunaan sabun. Dalam perkembanganya hand sanitizer telah dijual dan mudah didapatkan dipasaran dengan kadungan alkohol sebagai zat antisepticnya. Namun penggunaan alkohol secara berlebihan juga akan menyebabkan permasalahan pada kesehatan kulit (Putri et al., 2017). Dengan itu ada berbagai penelitian yang mengembangkan pembuatan hand sanitizer berbahan baku alami yang aman, murah, dan mudah untuk didapatkan. salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk membuat hand sanitizer adalah limbah kulit nanas. Limbah kulit nanas (Ananas comosus) mengandung senyawa kimia yang bersifat antibakteri. Pada buah nanas memiliki senyawa flavonoid yang bersifat desinfektan dan sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

    Adapun pembuatan hand sanitizer dengan memanfaatkan limbah kulit nanas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan

Persiapan peralatan meliputi kompor, blander, panci, pengaduk, saringan, pipet tetes, gelas ukur, batang pengaduk, timbangan digital, sarung tangan, derigen, botol 100 ml, botol 500 ml, kain lap.Dan untuk bahan yang digunakan meliputi limbah kulit nanas, aquades, buffer fosfat 0,1M dengan pH 7, karbomer, metal paraben, gliserin, Triethanol amin (TEA), dan pewangi.

2. Tahap pembuatan

  • Langkah pertama adalah dengan membuat esktra dari limbah kulit nanas dengan cara memotong kecil-kecil kulit nanas yang telah dibersihkan, kemudian tambahkan buffer fosfat 0,1M dengan pH 7 lalu dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah halus peras dan simpan disuhu ruangan selama 24 jam hingga endapan terbentuk.
  • Langkah kedua adalah dengan melarutkan karbomer dalam aquades 5L dengan cara dipanaskan dengan menggunakan kompor dan diaduk, proses pencampuran dan pengadukan berlangsung kurang lebih sekitar 30 menit. 
  • Setelah karbomer larut secara sempurna, langkah ketiga adalah dengan menambahkan kembali air hingga volume 10 L, lalu tambahkan metil paraben, gliserin, dan ekstrak limbah kulit nanas yang diaduk sampai tercampur merata.
  • Setelah tercampur merata, langkah selanjutnya dengan menambahkan Trietholamin sampai membentuk gel, gel tersebut dibiarkan hingga dingin lalu ditambahkan dengan pewangi. Gel hand sanitizer siap untuk dikemas dan digunakan.




Daftar Pustaka :

Lubis, A. W., & Maulina, J. (2020). Pemanfaatan Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus L.) Dalam Pembuatan Hand Wash Sebagai Antibakteri. BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology), 3(1), 70-75.

Kartika, D., Ningsih, D. R., & Widyaningsih, S. (2021). PELATIHAN PEMBUATAN HANDSANITIZER UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19 DI DESA SIWARAK KARANGREJA PURBALINGGA. Prosiding, 10(1).


Sabtu, 23 Oktober 2021

What would Nature wants us to do?

Photo by BBC News

Manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup ciptaan Tuhan yang berakal budi. Alam dan manusia mempunyai hubungan saling membutuhkan dan ketergantungan. Saya ingat sebuah kutipan novel berjudul “Partikel” dari Dee Lestari yang berbunyi :

“Manusia berbagi 63% kesamaan gen dengan protozoa, 66% kesamaan gen dengan jagung, 75% dengan cacing. Dengan sesama kera-kera besar, perbedaan kita tidak lebih dari tiga persen. Kita berbagi 97% gen yang sama dengan orang utan. Namun, sisa tiga persen itu telah menjadikan manusia pemusnah spesiesnya. Manusia menjadi predator nomor satu di planet ini karena segelintir saja gen yang berbeda”.

Tidak ada hewan yang sekejam manusia. Manusia tidak sadar telah menjadi predator yang berbahaya bagi makhluk hidup yang lain.

Bumi sudah ada sebelum manusia datang. Manusia datang memulai masalah dengan membangun konstruksi, kemudian kita bertanggung jawab atas masalah yang kita buat. Bumi kita sedang sakit, alam mungkin sedang berusaha untuk memulihkan dirinya. Seiring berjalannya waktu, alam berubah. Kerusakan alam merupakan salah satu bukti ada yang salah pada cara pandang dan sikap manusia pada alam. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat manusia melakukan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran.

Pertambahan jumlah penduduk diiringi bertambahnya usaha untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup. Manusia semakin banyak kepentingan dan menganggap dirinya sebagai pusat tatanan ekosistem. Nyatanya tidak begitu. Manusia seringkali beranggapan bahwa alam harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, tapi kurang memperhatikan dan peduli terhadap pengelolaannya.

Demi investasi, lingkungan dipertaruhkan. Keputusan industri tidak menegaskan mengenai perlindungan lingkungan. Masalah pengelolaan lingkungan tidak sesederhana itu. Pemerintah malah mengambil alih semuanya, disaat arsitek, pemerhati lingkungan, sosiolog dan pakar-pakar lainnya bekerjasama lebih memfokuskan pembangunan pada sistem berkelanjutan. Lebih miris lagi, apabila terjadi pelemahan fungsi komisi amdal pada setiap perizinan pembangunan proyek di tempat yang tidak tepat.

Sedih. Banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman juga perubahan wilayah hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Tak jarang masyarakat adat dan desa dibuat tak berdaya apabila berhadapan dengan koorporasi dan pemerintah. Masyarakat di tanah kita sendiri yang dirugikan dengan kebijakan pemerintah.

Pada dasarnya memang susah untuk menyatukan pemikiran karena memiliki isi kepala yang berbeda-beda. Tapi bukankah kita akan lebih baik dan kuat jika bersama-sama pada pembangunan yang berkelanjutan. Oh ya lupa, beda kasus jika hanya mementingkan kepentingan dan kemakmuran diri sendiri. Mana untung banyak kalo tidak ada yang dikorbankan 🙂

Mengapa kita tidak bisa menghormati alam, bersikap baik terhadap mereka? Bukankah kita sering ditegur dengan berbagai bencana karena keseimbangan alam yang terganggu?

Climate change, global warming dan pandemic mungkin sebenarnya merupakan bahasa tanda dari alam atas responnya untuk membela diri. Alam sepertinya ingin memberitahu kita bagaimana kita telah menghancurkan planet ini. Kita dipaksa untuk melihat kehidupan yang telah kita bangun untuk diri kita sendiri. Bagaimana kita telah merusak keselarasan ekosistem yang ada.

Tidak sedikit pula yang hanya ingin menikmati alam yang indah tapi tidak peduli dan tidak mau melakukan pelestarian alam itu sendiri. Setidaknya berusaha meminimalkan kerusakan alam saja. Saya yakin setiap manusia yang bernyawa di dalam lubuk hatinya yang paling dalam pasti ada rasa simpati dan empati terhadap kerusakan lingkungan. Atau memang kita yang sudah tidak punya hati nurani melihat kerusakan yang ada.

Saya harap kita semua sadar akan pentingnya menjaga planet bukan hanya profit. Sadar bahwa yang numpang di bumi bukan hanya manusia tapi, ada hewan dan tumbuhan juga. Kita sudah banyak yang lupa karena ego.

Senin, 27 September 2021

Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Sikap Kewirausahaan Petani

       Regenerasi petani Indonesia terutama pada generasi milenial dapat menjadi bom waktu bagi ketahanan pangan Indonesia. Cukup miris memang jika negara agraris tidak dapat mandiri dalam sektor pangan untuk kedepannya, namun karena terjadinya penurunan jumlah pekerja di bidang pertanian, diprediksi petani di Indonesia akan tidak ada pada tahun 2063.
            Dampak dari pandemi corona memukul semua sektor di Indonesia tidak kecuali sektor pertanian. Untuk menghadapi era new normal  dengan pola hidup dan pola pikir yang berbeda maka perlu pembaharuan perilaku dalam sektor ini. Memutus rantai distribusi, intensif, dan mendukung kewirausahaan pada sektor pertanian harus digalakkan untuk meningkatkan  para pekerja di sektor pertanian. Kendala dalam mengembangkan sikap kewirausahaan petani di Indonesia adalah dalam pola pikir petani karena mayoritas tingkat pendidikannya masih rendah. Implementasi untuk membentuk petani yang bersikap kewirausahaan memerlukan peran dari pemerintah terutama pemerintah desa, akademisi, dan tentu saja petani itu sendiri. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa adalah sosok yang efektif dalam menjalankan program ini terutama mahasiswa pertanian. Pengabdian mahasiswa pertanian pada masyarakat yang digalakkan oleh kampus masih dalam lingkup KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang hanya berlangsung beberapa waktu sehingga dampak yang diberi tidak dapat berkelanjutan. Peran mahasiswa saat pengabdian dalam waktu yang cukup lama harus diimbangi dengan dukungan dari pihak kampus yang memberi intensif dan pendampingan dalam pelaksanaan. Selain itu, pihak desa harus berani melakukan langkah yang lebih maju ke depan dengan memanfaatkan dana desa untuk penyediaan mesin dan peralatan serta fasilitas pendukung yang berkaitan. Suatu sistem yang baru akan tercipta pada suatu masyarakat jika terjadi sinergi dari pihak-pihak tersebut.
          Membuat sistem yang maju dalam bidang pertanian yang dipelopori mahasiswa pertanian dapat dimulai dengan mencontoh konsep-konsep yang telah berhasil pada negara-negara maju. Pembaharuan peralatan dan meninggalkan peralatan tradisional yang tidak efektif dapat terlaksana dengan implementasi dari dana desa. Cara pengoperasian dan perawatan peralatan modern harus didampingi oleh orang yang profesional sehingga para petani dapat mengoperasikan dan mulai meninggalkan peralatan lama. Pengabdian yang lama yang dilakukan mahasiswa memiliki kekurangan yaitu akan memperpanjang masa studi mereka di jenjang perguruan tinggi tetapi manfaat yang didapat akan lebih besar dengan terjun ke masyarakat. Tantangan-tantangan yang akan terjadi pada saat melaksanakan pengabdian ini adalah minat petani di desa masih rendah dengan cara pikir yang masih tradisional.
          Mahasiswa pertanian sebagai penerus regenerasi petani diharapkan dapat mengubah wajah pertanian Indonesia. Program pengabdian mahasiswa ke sektor pertanian dalam jangka panjang dapat menjadi solusi untuk membuat sistem baru kepada pertanian Indonesia yang selama ini mayoritas masih bersifat tradisional. Program ini juga bertujuan supaya mahasiswa pertanian memiliki peran dan menjadi penerus pada bidangnya serta menghilangkan persepsi buruk menjadi petani. Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan para petani perlu digalakkan untuk mencapai tujuan pertanian yang mandiri dengan sikap kewirausahaan dan berkelanjutan.

___________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Arisena, G. (2016) “Konsep Kewirausahaan Pada Petani Melalui Pendekatan Structural Equation Model (Sem),” E-Journal Agribisnis Dan Agrowisata (Journal Of Agribusiness And Agritourism), 5(1).
Arvianti, E. Y. Et Al. (2019) “Gambaran Krisis Petani Muda Indonesia,” Agriekonomika, 8(2), Hal. 168–180. Doi: 10.21107/Agriekonomika.V8i2.5429.
Ayu, D. Et Al. (2020) “Clustering Pertani Berdasarkan Dampak Covid-19 Yang Terjadi Pada Sektor Pertanian Studi Kasus Di Dusun Lepak Desa Lepak Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur Ntb ( Farmer Clustering Is Based On The Impact Of Covid-19 On The Agricultural Clustering ,” Seminar Nasional Official Statistics 2019: Pengembangan Official Statistics Dalam Mendukung Implementasi Sdg’s Clustering, 2020(1), Hal. 160–164.
Bps 2013. Pendidikan Petani Di Indonesia
Bappenas. 2017. Bonus Demografi Indonesia Tahun 2030-2040.
Gallup. 2016. How Millenials Want To Work And Live [Internet]. [Cited 2020 Oct 1]. Available From: Https://Enviableworkplace.Com/Wp-Content/Uploads/ Gallup-How-Millennials-Want-To-Work.Pdf
Kartika, N. Y. Dan Novitriani, S. (2021) “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pola Pekerjaan Petani : Kasus Desa Andaman , Kecamatan Anjir Pasar ,” Jurnal Kependudukan, Keluarga, Dan Sumber Daya Manusia, 2(1), Hal. 36–43. Doi: 10.37269/Pancanaka.V2i1.83.
Https://Tirto.Id/Indonesia-Krisis-Regenerasi-Petani-Muda-Cnvg

Sabtu, 11 September 2021

Karapan Sapi Gubeng “Kerabben Gubeng”



          Secara istilah “kerapan" berasal dari kata “kerap” atau “kirap” yang artinya berangkat dan dilepas secara bersama-sama atau berbondong, sedangkan dalam bahasa arab “kirabah” yang berarti persahabatan. Namun telepas dari kedua pendapat itu, karapan sapi adalah salah satu antraksi budaya masyarakat pulau madura serta juga menjadi salah satu destinasi wisata yang unik dan menarik bagi wisatawan. Masyarakat Madura adalah masyarakat agraris dimana pertanian menjadi mata pencaharian utama dalam memenuhi kehidupan sehari-hari mereka. Karapan sapi sendiri memiliki kaitan akar sejarah pada kehidupan agraris tersebut. Berdasarkan riwayat karapan sapi diadakan setiap kali selesai panen di ladang petani untuk keperluan hiburan bagi masyarakat, hingga saat ini masih tetap lestari dengan tampilan yang lebih tertata dan tertib. 
          Antraksi karapan sapi saat ini sudah menjadi destinasi antraksi budaya nasional yang unik dan hanya terdapat di pulau madura. Karapan sapi gubeng merupakan puncak dari ajang kejuaraan karapan sapi yang memperebutkan piala gubernur jawa timur, yang dimulai dari level administrasi Pemerintahan terkecil yaitu Desa untuk selanjutnya meningkat ke Kecamatan, level Kabupaten dan gubernur. Karapan sapi gubeng mempertemukan para juara dari karapan sapi empat kabupaten di Madura (Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan) untuk memperebutkan piala Gubernur. Sebelum karapan sapi gubeng diselenggarakan terdapat beberapa hiburan dan pertunjukan yang ditampilkan seperti tarian-tarian rakyat dan nyanyian-nyanyian daerah. 


Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-1751012/karapan-sapi-piala-presiden-yang-tak-pernah-dihadiri-presiden

Kamis, 26 Agustus 2021

Benarkah Gadget Berbahaya untuk Anak-anak?

Sumber gambar : parenting.dream.co.id

        

         Perkembangan teknologi saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat. Teknologi-teknologi yang berkembang saat ini tidak terlepas dari teknologi digital yang dapat dijalankan hanya menggunakan sebuah alat komunikasi serbaguna dan dapat dibawa kemana saja. Alat itu dinamakan gadget. Gadget merupakan suatu benda elektronik yang digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi. Gadget dapat berupa handphone, smartphone, komputer, dan lain sebagainya. Hampir semua orang memiliki gadget yang merupakan salah satu kebutuhan dan sekarang gadget adalah kebutuhan sekunder yang wajib dimiliki seseorang. 

               Belakangan ini penggunaan gadget untuk kegiatan perkuliahan, sekolah, kerja, dan lain-lain meningkat pesat. Hal tersebut disebabkan karena adanya pembatasan berkumpulnya orang-orang dalam satu tempat dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Sehingga untuk mengganti pertemuan secara langsung, maka gadget dan software-software inilah yang dipilih. Gadget tersebut penggunaannya sangatlah mudah, terutama dalam bidang pengajaran yang dapat mempertemukan banyak orang yang sekarang ini sering digunakan oleh para pelajar. Mereka tentunya sangat senang karena kegiatan sekolah dapat dilakukan di rumah dan hanya bermodalkan gadget. Para pelajar kebanyakan dapat mengoperasikan gadget dengan baik. Mereka dapat menjelajahi dunia seluas mungkin dan tugas sekolah dapat diselesaikan dengan cepat. Beberapa aplikasi juga memberikan pengajaran secara online yang sama halnya dengan les privat, seperti ruang guru dan lain-lain. Beberapa anak juga memanfaatkan gadget untuk mengisi waktu luang mereka, seperti membuka sosial media, main game, dan searching. Hal inilah yang akan dilakukan oleh beberapa anak, karena mungkin dilarang bermain di luar oleh orang tuanya ataupun alasan yang lain. 

         Namun tidak dapat dimungkiri, gadget ini ternyata memiliki dampak negatif untuk para pelajar. Dampak negatifnya antara lain apabila anak lebih sering memainkan gadget maka anak akan menjadi sosok yang individualis dan jarang berinteraksi dengan yang lainnya. Menurut Sinta (2018) gadget dampak negatif dari gadget antara lain :

1. Bahaya terkena sinar radiasi

Penggunaan gadget yang terlalu lama akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan indera pengelihatan akibat dari pancaran radiasi. Apabila kita ingin mengetahui berapa besarnya radiasi yang dipancarkan oleh smartphone atau handphone kita, maka dapat menggunakan unit pengukuran yang dikenal sebagai Specific Absorption Rate atau SAR. Menurut pedoman dari Komisi Internasional tentang Perlindungan Radiasi Non-ionisasi (ICNIRP) batas aman SAR suatu perangkat seluler maksimal sebesar 2 W/kg. Untuk mengetahui besarnya SAR di suatu perangkat, untuk mengetahuinya dapat melihat di buku paduan perangkat seluler atau dapat searching di internet.

Seperti kasus yang pernah dialami oleh Taufik Budiman sebagai penulis. Penulis telah beberapa kali membeli perangkat seluler yang besar SAR-nya berbeda-beda. Mulai dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Dampak yang dirasakan saat memakai perangkat seluler yang radiasinya cukup tinggi yakni penulis mengalami gangguan pendengaran, pengelihatan, dan yang parahnya lagi penulis mudah kehilangan konsentrasi. Namun, apabila dibandingkan dengan memakai perangkat seluler yang radiasinya rendah, gangguan-gangguan yang dialami tidak separah perangkat seluler yang radiasinya tinggi.

2. Menjadi sebuah kebiasaan

Memang saat kondisi seperti ini, yang dinamakan gadget tidak dapat dan tidak mungkin terpisah oleh kehidupan. Banyak orang diluar sana tidak terkecuali penulis sendiri yang seakan-akan menganggap gadget khususnya smartphone merupakan barang yang wajib dibawa saat keluar dan wajib ada setiap saat. Tidak hanya wajib dibawa, melainkan juga barang yang wajib digunakan disaat santai atau bahkan sibuk.

3. Terlambat dalam memahami materi pembelajaran

Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa tidak fokus tentang materi yang disampaikan oleh pengajar dikarenakan sering mencari materi dalam gadget. Pelajar juga terkadang sering bingung bahkan tidak paham sama sekali tentang apa yang disampaikan oleh pengajar. Kemungkinan hal tersebut dapat terjadi karena siswa bosan dan jenuh mendengarkan materi yang disampaikan. 

Pendapat lain dari Novitasari (2016) menyebutkan bahwa dampak negatif gadget antara lain :

1. Malas melakukan kegiatan

Gadget pastinya memiliki berbagai fitur-fitur dan aplikasi yang beraneka macam yang dapat diakses oleh penggunanya. Hal tersebut yang membuat anak lebih suka dan asik memainkan gadget daripada kegiatan berolahraga, sehinga anak lebih gampang terserang penyakit. Gadget ini dapat memfasilitasi anak dalam melakukan kegiatan berolahraga seperti halnya permainan sepakbola yang dapat dimainkan hanya bermodalkan gadget. Anak-anak pasti lebih memilih olahraga lewat gadget daripada olahraga langsung, karena sangat mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak.

2. Lupa bermain dengan teman

Pemakaian gadget yang terus menerus dapat menjadikan anak lupa akan kebiasaannya bermain bersama teman didunia nyata. Anak akan lebih sering berkomunikasi lewat gadget seperti saat bermain games atau lewat sosial media. Hal tersebut nantinya akan merenggut masa anak yang seharusnya masa itu digunakan untuk bermain bersama teman.

Pendapat lain dari Hidayati (2016) yang menyatakan bahwa dampak negatif gadget sebagai berikut :

1. Menjadi kecanduan gadget 

Bermain gadget terlalu lama dapat mengakibatkan anak kecanduan. Hal tersebut nantinya akan membuat rasa kepedulian anak berkurang, terutama saat diajak berbicara oleh orang lain. Apabila bermain, anak menatap penuh konsentrasi, sampai-sampai tidak mempedulikan disekitarnya. Misalnya saat ibu memanggil, anak tetap fokus ke gadget dan sering menunda-nunda tugas yang diberikan ibu. Seperti bermain games yang asik dan tidak bisa ditunda kalau game tersebut belum selesai.

2. Lebih mementingkan gadget daripada perintah orang tua

Apabila orang tua memerintah anak, sedangkan anak asik bermain gadget maka kemungkinan besar anak tidak mempedulikan dan tetap melanjutkan bermain gadget. Perbuatan yang demikian amat tidak terpuji dan tidak patut untuk ditiru. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka akan membuat orang tua jengkel dan kesal kepada anak, pada akhirnya anak akan dimarahi. 

Pendapat lain dipaparkan oleh Hastuti et al., (2012), dampak negatif gadget untuk perkembangan anak sebagai berikut :

1. Sulit konsentrasi pada dunia nyata

Gadget ini sebuah barang yang dapat menjadi candu, sehingga muncul rasa candu atau adiksi yang membuat anak menjadi cepat bosan, gelisah, dan marah jika dipisahkan dengan gadget. Anak akan menjadi asik dan lebih senang menyendiri jika menggunakan gadget. Sehingga yang demikian akan mengakibatkan anak mengalami kesulitan berinteraksi dengan dunia nyata dan bermain dengan sesama.

2. Terganggunya fungsi PFC

Kecanduan akan gadget akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Anak yang sering memakai gadget atau kecanduan gadget untuk bermain games, misalnya maka akan terganggu fungsi Pre Frontal Cortex atau PFC anak karena memproduksi hormon dopamine berlebihan.

3. Introvert

Kecanduan gadget pada anak akan membuat mereka beranggapan bahwa gadget ialah segala-galanya bagi mereka. Jika mereka tidak di satukan dengan gadget, maka yang terjadi akan timbulnya kegelisahan dan galau. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar waktu mereka digunakan untuk bermain gadget tanpa membuka komunikasi dengan orang tua atau sesama sehingga anak cenderung introvert. 

           Dari kasus-kasus tersebut maka Ramil (2016) melakukan penelitian mengenai dampak negatif gadget terhadap hubungan sosial anak Sekolah Dasar yang menunjukkan bahwa gadget dapat membuat anak tidak saling berbicara dengan yang lain pada saat berkumpul bersama, sehingga dapat merubah dan menghilangkan kebiasaan yang telah ada. Hal ini saya khawatirkan, apabila hampir seluruh anak Indonesia telah merubah kebiasaan berbincang bersama saat berkumpul. Pada akhirnya rasa kekeluargaan dan keharmonisan antar sesama menjadi mengecil maka dapat menimbulkan perpecahan. 

    Untuk membuktikan seberapa berpengaruhnya gadget ini terhadap perilaku anak sekolah, maka dilakukannya penelitian oleh Syifa et al., (2019) yang melakukan percobaan kepada murid Sekolah Dasar kelas 5 yang menggunakan gadget lebih dari 2 jam sehari. Pada akhirnya murid akan mengalami perubahan sikap dan perkembangan moral. Pada akhirnya membuktikan bahwa sikap murid berubah menjadi mudah marah dan suka membantah orang tua. Sedangkan untuk perkembangan moral, murid akan menjadi “aras-arasen” atau malas melakukan kegiatan sehari-hari dan waktu emas mereka yang seharusnya digunakan untuk belajar, menjadi berkurang karena kebanyakan menonton youtube. Suntoro (2013) menjelaskan bahwa apabila anak memakai gadget dengan waktu yang tidak dikontrol, anak dapat menjadi antisosial, lupa bahkan jarang berkomunikasi dengan yang lain, sehingga anak menjadi kurang pergaulan, kurang komunikasi, dan pada akhirnya dapat menghilangnya interaksi dengan sekitar. 

           Selain itu, gadget juga menghasilkan gelombang RF. Gelombang RF merupakan gelombang yang mematikan dan amat berbahaya. Gelombang ini apabila terlalu tinggi radiasinya, dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi gelombang RF mempunyai kemampuan yang sama halnya dengan oven microwave. Namun bedanya kalau radiasi gelombang RF dapat memanaskan jaringan tubuh, sedangkan oven microwave dapat memanaskan makanan. Radiasi gelombang RF dapat merusak jaringan tubuh, dikarenakan jaringan tubuh manusia tidak memiliki pertahanan untuk mengantisipasi sejumlah panas yang berlebih. Suatu penelitian menunjukkan bahwa radiasi non-ionisasi (termasuk gelombang RF) dapat menimbulkan efek jangka panjang. Beberapa penyakit yang timbul akibat terlalu lamanya tubuh terkena radiasi gelombang RF antara lain kanker, tumor otak, alzheimer, parkinson, dan sakit kepala. Radiasi gelombang RF atau radiasi gadget memang sangat mematikan, terutama pada anak-anak yang telah mengenal gadget saat masih kecil. Dimana pada masa yang demikian, anak mengalami proses bangkitnya akal nalar dan kesadaran diri. Radiasi gadget ini apabila masuk ke kepala orang dewasa akan menyerap sebanyak 25%, anak usia 12 tahun sebanyak 50%, dan tertinggi pada usia 5 tahun sebanyak 75% (Jonathan et al., 2015). 

              Pada dasarnya suatu barang pasti memiliki sisi negatif dan positif, sama halnya dengan gadget yang tidak selamanya menjadi barang yang banyak negatifnya. Kita tahu bahwasannya penggunaan gadget ini seharusnya digunakan sebaik mungkin dan sesuai dengan fungsinya, kenapa kita membeli gadget. Gadget ini sekarang memang menjadi kebutuhan yang wajib ada sebagai alat komunikasi, mencari informasi, dan untuk mengerjakan tugas sekolah, ditambah lagi saat pandemi Covid-19 yang mengharuskan seluruh aktivitas sekolah dikerjakan menggunakan perangkat seluler ataupun gadget. Sehingga anak-anak lebih sering berinteraksi lewat gadget daripada berinteraksi secara langsung. Hal ini dapat mempengaruhi pola pikir anak terhadap sesuatu dan akan merasa asing dengan lingkungan sosial dikarenakan jarang berinteraksi. 

             Penggunaan gadget oleh anak-anak sebaiknya perlu diimbangi dengan komunikasi atau interaksi antar sekitar dan perlunya pengawasan orang tua serta pembatasan waktu pemakaian gadget. Selain itu, anak-anak juga memerlukan pengajaran akhlakul karimah oleh orang tua, karena saat pembelajaran daring anak-anak cenderung kurang diawasi oleh guru-guru mereka. Peran orang tua selama pembelajaran daring sangatlah penting, dimana orang tua itu sebagai pengganti guru pengajar. Orang tua juga harus memperhatikan kesehatan anaknya, apakah sudah terlihat kecapekan atau belum dan tentunya harus dikontrol setiap saat. 


       Demikian karya tulis yang telah penulis buat. Penulis sangat menyadari akan kekurangan dan ketidaksempurnaan karya ini, sehingga penulis memerlukan masukkan dan saran yang membangun. Semoga apa yang diberikan penulis dapat memberikan informasi kepada pembaca. 


Terima kasih ....

Sabtu, 14 Agustus 2021

Makanan Tradisional Madura "Krepek Tette"

Gambar 1. Krepek Tette (Sumber: Dokumen Pribadi)

       Sentra pembuatan krepek tette banyak ditemui di berbagai daerah di Pamekasan, Madura. Masyarakat Madura terus melestarikan sentra pembuatan krepek tette ini secara turun menurun dikarenakan proses pembuatan dan teknologinya sederhana. Krepek tette merupakan salah satu makanan khas madura yang menjadi inceran masyarakat luar saat berkunjung ke Madura. Sentra produksi Krepek tette tetap berada di Pamekasan dan masyarakat luar Kabupaten hanya memilih untuk menjadi pemasar atau konsumen saja. Padahal tingkat produksi yang sangat mudah dengan daya serap pasar yang tinggi seharusnya menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang untuk ikut mengusahakan agroindustri Krepek Tette (Tamami, 2013). Krepek tette merupakan makanan yang memanfaatkan cahaya matahari untuk proses pengeringannya, proses pengeringan tergantung pada cuaca biasanya para pengrajin krepek tette menjemur bahan tersebut selama 3-5 hari. Krepek tette sangat bergantung pada singkong yang dipilih. Semakin bagus singkong (tidak ada penulangan), maka tekstur krepek tette semakin renyah. Kekurangan dari krepek tette adalah pengeringan tersebut tergantung pada cuaca dan bahan bakunya yang kadang tidak bagus. Akan tetapi, sentra pembuatan krepek tette di Pamekasan tetap menjual krepek tette untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 
Adapun bahan, alat dan cara pembuatannya sebagai berikut :
Bahan
  1. Singkong
  2. Air garam
  3. Bawang putih

Alat
  1. Pisau
  2. Panci
  3. Baskom
  4. Kayu Panjang
  5. Batu
  6. Alas untuk menjemur krepek tette

Cara Pembuatan :
  1. Kupas kulit singkong.
  2. Cuci bersih singkong yang telah dikupas dengan air mengalir.
  3. Potong-potong singkong menjadi beberapa bagian.
  4. Rebus singkong tersebut dengan cara memasukkan singkong tersebut kedalam panci yang berisi air dibawahnya.
  5. Angkat dan tiriskan singkong. 
  6. Singkong yang telah direbus dipipihkan dengan batu hingga membentuk ketebalan yang tipis dan lebar yang sesuai. 
  7. Campuran air garam dan bawang putih tadi diteteskan pada adonan krepek tette. 
  8. Adonann krepek tette diambil dengan menggunakan kayu panjang dengan mencelupkan kayu panjang tersebut kedalam campuran air garam dan bawang putih. 
  9. Krepek tette siap untuk dijemur. 




Referensi : 
Tamami, N. D. B. 2013. Peluang Usaha Kuliner Khas Madura Berbahan Singkong pada Agroindustri Krepek Tette di Pamekasan. Agriekonomika, 2(1): 40-48.

Sabtu, 31 Juli 2021

Keripik Kulit Pisang


Buah pisang merupakan buah tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Buah pisang seringkali diolah menjadi berbagai macam makanan seperti keripik pisang, pisang goreng, kolak pisang dan masih banyak lagi. Dari banyaknya jenis hasil olahan buah pisang menimbulkan problematika baru yaitu kulit pisang yang menjadi limbah.
Kulit pisang yang menjadi limbah sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kulit pisang mengandung zat-zat gizi yang bermanfaat, seperti serat halus yang baik untuk pencernaan. Dilansir dari alodokter.com, kulit pisang mengandung vitamin B6, vitamin B12, mineral berupa magnesium dan kalium, lemak tak jenuh dan asam amino esensial.
Saat ini pemanfaatan limbah kulit pisang di Indonesia masih sangat minim yaitu hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Oleh karena itu diperlukan inovasi baru sebagai solusi pemanfaatan limbah kulit pisang ini, seperti mengolahnya menjadi keripik kulit pisang. Untuk mengolah kulit pisang menjadi keripik diperlukan bahan-bahan penunjang lainnya, antara lain :
  1. Kulit pisang yang tidak terlalu tua
  2. Telur ayam
  3. Tepung beras
  4. Tapioka
  5. Minyak goreng
  6. Bawang merah
  7. Bawang putih
  8. Garam
  9. Ketumbar
  10. Laos putih
  11. Flavour aneka rasa
Prosedur pembuatan keripik kulit pisang :
  1. Kulit pisang dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. 
  2. Kulit pisang dipotong kecil-kecil sesuai selera. 
  3. Rendam kulit pisang dengan air tawas selama 2 hari dengan ditambahkan perasan jeruk nipis, gula dan garam (gula untuk keripik varian manis dan garam untuk varian asin). 
  4. Mencampurkan tepung beras dan tapioka dengan perbandingan 1:1
  5. Bawang merah, bawang putih, garam, ketumbar dan laos putih dihaluskan kemudian dicampurkan dengan telur. 
  6. Setelah campuran bumbu halus dan telur tercampur dengan sempurna, masukkan campuran tepung beras dan tapioka. 
  7. Aduk sampai semuanya tercampur sempurna. 
  8. Memasukkan kulit pisang kedalam adonan tepung. 
  9. Menggoreng kulit pisang dengan minyak yang sudah panas. 
  10. Setelah matang, kulit pisang ditiriskan dan didiamkan selama 1 hari. 
  11. Goreng kembali setelah 1 hari. 
  12. Menambahkan flavour aneka rasa pada keripik kulit pisang. 

Sabtu, 17 Juli 2021

IBU

Satu hal yang selalu ingin ku tanyakan kepadamu
Waktu terus bergulir menyusuri lingkaran arloji
Membentangkan waktu perlahan namun berarti
Menjelma diri menjadi bak mentari
Yang membedakan hari kemarin dan hari ini
Hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa selalu aku ditinggalkan 
Hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa selalu saja ibu melarang
Hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa selalu saja ibu marah
Dan hari kemarin
Aku tak mengerti, kenapa aku harus merindu dan menangisi diri ini
Tapi satu hal yang aku mengerti
Hari ini aku sudah mengerti, kenapa hari kemarin aku selalu ditinggal
Aku sudah mengerti, kenapa hari kemarin ibu melarang
Aku sudah mengerti, kenapa hari kemarin ibu marah
Dan aku sudah mengerti bahwa hari kemarin itu aku tidak merindu dan menangisi diri ini
Tapi ibu juga bersama dalam rasa, dan kasih sayang
Ibu
Maafkan aku yang terlambat tuk mengerti arti kehidupan
Walaupun waktu yang membentang takan lagi memendek
Aku ingin ibu tahu
Bahwa ada satu hal yang selalu ku mengerti, baik hari kemarin maupun hari sekarang
Yaitu aku selalu mengerti kau selalu menyayangiku di sepanjang hidupmu.
Terimakasih ibu.

Sabtu, 03 Juli 2021

Pupuk Organik Cair Sabut Kelapa sebagai Upaya Mengurangi Limbah dari Sektor Pertanian

     Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana sektor pertanian menjadi salah satu aspek yang memegang bagian utama dalam kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan sektor lainnya, pada sektor pertanian juga menghasilkan limbah. Limbah pertanian merupakan bagian-bagian yang tertinggal dari proses produksi pertanian. Limbah pertanian dapat berupa limbah tanaman perkebunan, jerami, dan kotoran ternak (Nurhayati et al. 2011). Berdasarkan data Asia Pasific Coconut Community, kebun kelapa di Indonesia pada tahun 2010 merupakan yang terluas di dunia yaitu 3.859.000 ha dengan produksi sebanyak 15,4 miliar butir. Kelapa memiliki nilai ekonomi karena menghasilkan kopra untuk diambil minyaknya, namun kopra hanya 28% dari buah kelapa. Hasil lainnya berupa limbah 25% air, 12% tempurung, dan 35% sabut (Dharma et al. 2018). Dengan demikian, limbah sabut kelapa dihasilkan dalam jumlah yang paling banyak.

     Sabut kelapa merupakan satu dari komponen buah kelapa yang apabila diolah dan diurai dapat menjadi produk pasar domestik bahkan memiliki nilai ekspor yang tinggi (Indahyani 2011). Olahan dari sabut kelapa tentunya juga dapat mengurangi adanya limbah hasil proses produksi buah kelapa. Salah satu olahan sabut kelapa yang sudah banyak dilakukan penelitian adalah dijadikan pupuk organik. Sabut kelapa mengandung unsur hara yang ideal digunakan dalam pupuk organik dan dapat menjadi alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan pupuk KCI sintesis. Unsur hara tersebut berupa N 0,44%; P 119 mg/kg; K 67,20 me/100g; Ca 7,73 me/100g; Mg 11,03 me/100g (Dharma et al. 2018). Berikut cara pembuatan pupuk organik cair dari sabut kelapa :

  • Potong kecil-kecil sabut kelapa, kemudian masukkan dalam wadah, bisa menggunakan jerigen. 
  • Larutkan gula merah dengan 10 liter air dan tambahkan EM4. 
  • Tuangkan larutan yang telah homogen dalam wadah yang berisi potongan sabut kelapa, kemudian ditutup rapat. 
  • Simpan wadah yang berisi larutan tersebut selama kurang lebih dua minggu pada tempat yang tidak terpapar matahari secara langsung. 
  • Setiap pagi, tutup wadah dapat dibuka selama beberapa detik untuk membuang gas yang timbul. 
  • Pupuk organik cair berhasil difermentasi dan siap untuk digunakan pada tanaman jika sudah tercium bau seperti tape dan air rendaman berwarna coklat agak kehitaman atau kuning gelap.




Referensi :

Dharma, P. A. W., Suwastika, A. A. N. G. dan Sutari, N. W. S. 2018. Kajian Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Menjadi Larutan Mikroorganisme Lokal. Jurnal Agroteknologi Tropika. 7 (2): 200-210.

Indahyani, T. 2011. Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa pada Perencanaan Interior dan Furniture yang Berdampak pada Pemberdayaan Masyarakat Miskin. Jurnal Humaniora. 2 (1): 15-23.

Nurhayati, Jamil, A. dan Anggraini, R. S. 2011. Potensi Limbah Pertanian sebagai Pupuk Organik Lokal di Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah. Jurnal Iptek Tanaman Pangan. 6 (2): 193-202.

Jumat, 18 Juni 2021

Menggapai Asa

 Menggapai Asa 


Bersemayamlah dibalik daun yang kering

Pucat pasi asa melambai

Angin berucap, hujan menerpa

Bertelungkup pilu hadirkan iba

Mengaduh tanpa mengaca

Terdiam tanpa usaha

Jangan salahkan takdir

Salahkan caramu bertindak

Singgah tanpa berfikir

Berlindung tanpa pelindung

Berusaha memang tugas manusia

Namun jangan mengutuk diri

 Pada  setiap kegagalan yang menghampiri

Singgahlah 

Sembari memikirkan langkah 

Dengan mengaca pada dulu yang salah

Ingatlah

Mimpi  tidak akan singgah dengan langkah

Sembari berlambai dan menyapa

 Oh.. mimpi datanglah.....

Jumat, 04 Juni 2021

Upaya Penerapan Manajemen Recycle System Guna Meminimalisir Pembuangan Bahan Pangan Alami

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Food waste merupakan suatu limbah yang dihasilkan dari makanan yang layak untuk dikonsumsi namun mengalami pembuangan baik sebelum maupun sesudah tanggal kadaluarsa. Menurut Food and Agriculture Organization (2017) menyatakan bahwa sepertiga dari makanan yang diproduksi setiap tahunnya merupakan food waste. Di indonesia tercatat sebanyak 300 kg per orang menghasilkan food waste dalam waktu satu tahun, hal ini menjadikan indonesia menjadi negara penghasil food waste  terbesar kedua setelah Arab Saudi. Manajemen recycle sistem dilakukan untuk mengurangi tingkat pembuangan pada bahan alami. Bahan alami yang sering terbuang sia-sia di restoran adalah sayur. Sayur sering terbuang karena kebanyakan sayur di restoran hanya digunakan sebagai garnish pada hidangan yang tergolong makanan berat. Sayur yang terbuang menjadi limbah pangan di lingkungan masyarakat. Limbah yang tidak diolah dan tidak dimanfaatkan dengan baik dalam jangka waktu yang panjang akan menjadi tumpukan sampah yang pada akhirnya menjadi sarang penyakit bagi lingkungan sekitar. Recycle system merupakan upaya mengolah kembali atau mendaur ulang limbah yang terbuang sia-sia menjadi suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Upaya tersebut dilakukan guna mengurangi tingkat pembuangan limbah yang dapat menjadi sarang penyakit bagi masyarakat jika tidak diolah dengan baik dan benar. 

1.2 Rumusan Masalah

Banyaknya limbah bahan alami yang di hasilkan dari restoran yang tidak tertangani dengan baik sehingga dalam waktu jangka panjang menimbulkan penyakit di lingkungan masyarakat sekitar.

1.3 Tujuan

Penerapan manajemen recycle system untuk mengurangi tingkat pembuangan limbah sayur yang dihasilkan oleh restoran-restoran besar yang diolah menjadi pupuk organik. Produk pupuk yang dihasilkan dapat digunakan pada bidang pertanian sehingga dapat menambah perekonomian masyarakat sekitar.

BAB 2. ISI / PEMBAHASAN

2.1 Food Waste 

Pangan merupakan kebutuhan essensial yang pemenuhannya berkaitan dengan ketahanan pangan. Pemenuhan hak atas pangan tertuang dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 melalui penyelenggaraan pangan dan penguatan sistem panganyang bertujuan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penyempurnaan definisi ketahanan pangan yang baru (UU No. 18 Tahun 2012) bahwa ketahanan pangan diatur mulai negara sampai dengan perseorangan, aspek gizi lebih mendapat porsi pengaturan yang cukup, dan perlunya aspek keamanan pangan rohani, dengan menambahkan frasa: ”tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat” (Jayanti & Firdaus, 2019).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan indeks ke-laparan yangmasih berada di level serius (International Food Policy Research Institute, 2017). Namun ironisnya, jumlah food waste di Indonesia mencapai 300 kilogram sampah makanan per orang setiap tahun, dengan ini Indonesia menduduki peringkat ke-2 di dunia dalam jumlah food waste (Kementerian Pertanian, 2019). Angka sebesar itu sebenarnya bisa memenuhi kebutuhuhan pangan bagi 28 juta orang yang masih membutuhkannya (Tamara dkk., 2020). Berdasarkan pe-nelusuran informasi dan data jumlah food waste di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya sampai saat ini belum adanya data yang merilis terkait jumlah food waste dari Badan Ketahanan Pangan Jawa Timur, BPS, Dinas Lingkungan Hidup, maupun dinas terkait. Oleh karena itu penelitian inimenarik untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan membuktikan dan menganalisis fenomena food waste di Surabaya, perilaku makan konsumen di restoran mitra Garda Pangan mengakibatkan food waste, upaya pemilik restoran dan rekomendasi bagi pemerintah dalam menyikapi food waste.

Menurut FAO (2015), dalam Siaputra, et al. (2019) mengatakan,  food waste merupakan makanan sisa yang akhirnya terbuang karena tidak dapat terkonsumsi dan atau merupakan bahan makanan yang terbuang dikarenakan adanya kelalaian ketika proses produksi, pengolahan, dan distribusi. Food waste dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, ber-dasarkan waktu dan tingkat kemungkinannya. Ber-dasarkan waktunya, food waste dikategorikan men-jadi 3 macam (Legrand, 2017), yakni: 

a. Pre-consumer waste 

Didefinisikan sebagai semua trimming, spoiled food, dan produk lain dalam kitchen yang akhirnya dibuang sebelum selesai diolah menjadi menu item yang akan dikonsumsi. 

b. Post-consumer waste 

Sampah yang tersisa pada saat konsumen telah mengkonsumsi makanan. 

c. Packaging waste and operation supplies 

Terutama dalam bentuk plastik yang tidak dapat terdekomposi dengan alami. Operating supplies merupakan semua bahan yang digunakan dan menjadi waste dalam operasi food service, seperti minyak goreng dan lampu.

2.2 Cara Pencegahan Food Waste

Cara pencegahan food waste yang palin efektif adalah dengan melakukan recycle. Recycle atau daur ulang adalah proses pengumpulan dan pemrosesan bahan yang seharusnya dibuang sebagai limbah dan mengubahnya menjadi produk baru. Recycle termasuk salah satu dari tiga langkah pengolahan limbah yaitu reduce, reuse, dan recycle. Recycle adalah komponen kunci dari pengurangan limbah modern. Produksi limbah bisa ditekan dengan upaya recycle ini. Recycle bertujuan untuk kelestarian lingkungan. Hasil dari recycle juga bisa berguna bagi kehidupan sehari-hari. Recycle mencegah emisi banyak gas rumah kaca dan polutan air, serta menghemat energi. Menggunakan bahan yang didaur ulang menghasilkan lebih sedikit limbah padat. Sebelum membuang sesuatu, pikirkan apakah semua atau sebagian darinya dapat didaur ulang (Sendari, 2020).

Banyak sekali sisan atau sampah makanan yang bisa kita daur ulang. Contohnya adalah kulit pisang, kulit pisang kerap kali dibuang begitu saja oleh masyarakat padahal, kulit pisang mempunyai banyak manfaat dan bisa mendatangkan banyak sekali rezeki. Tidak hanya itu, bonggol jagung yang tidak hanya dianggap sebagai sampah sisa makanan karena juga memiliki segudang manfaat yang didapat dari bonggol jagung (Corteva, 2019).

1. Menjadi Sumber Pakan Ternak

Pengolahan bonggol jagung menjadi pakan ternak pertama kali dikembangkan oleh Jepang. Jepang mengolah bonggol jagung sebagai bahan makanan organik untuk sapi, kambing dan unggas. Bagian yang diambil dari bonggol jagung adalah tepung kering yang didapatkan dari proses penggilingan bonggol jagung kering. Tepung kering yang disebut dengan nama concobu ini mengandung berbagai jenis asam amino, karbohidrat komplek, protein dan mineral seperti zat besi, mangan, kalsium dan jenis lain. Sumber nutrisi ini sangat penting untuk melancarkan penyerapkan nutrisi dalam pencernaan hewan. Proses ini sekarang banyak dikembangkan oleh beberapa ahli dan masyarakat di Indonesia.

2. Sumber Bahan Kue atau Kuliner

Di Inggris bonggol jagung dimanfaatkan untuk sumber kuliner. Pada dasarnya bonggol jagung manis tidak dibuang. Ibu rumah tangga di sana biasanya akan menghaluskan bonggol jagung yang masih segar dengan mesin penggiling. Setelah itu hasil penggilingan akan direndam dengan air dingin. Setelah beberapa jam maka diperoleh pati khusus yang mengendap. Pati ini memiliki rasa manis dan menyegarkan. pati akan dimanfaatkan untuk membuat campuran kue, pudding atau es krim. Bahkan beberapa orang biasanya memakai pati untuk membuat bahan sup yang baik untuk diet.

3. Pengganti Bahan Plastik

Pengembangan bahan plastik dari bonggol jagung memang masih sangat terbatas. Pada dasarnya bonggol jagung banyak mengandung bahan selulosa yang bermanfaat untuk membuat senyawa kimia pada bahan plastik. Dalam bonggol jagung banyak mengandung beberapa senyawa selulosa yang bisa mengikat kimia plasti dengan baik. Ide untuk menggantikan bahan selulosa plastik dengan bonggol jagung sangat baik karena bisa menjadi bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan.

4. Bahan Kerajinan

bonggol jagungKerajinan dari bonggol jagung menjadi salah satu kerajinan asal Indonesia yang menarik bagi beberapa negara. Bongol jagung bisa dibentuk menjadi kerajinan yang sangat unik dan menarik. Beberapa pengrajin mengolah bonggol jagung menjadi kap lampu hias, hiasan untuk ruang tamu dan berbagai jenis kerajinan lain. Potensi kerajinan dari bonggol jagung bahkan sudah banyak disukai oleh beberapa negara lain seperti Perancis, Inggris dan Eropa.

5. Bahan Pembakar

Memakai kayu bakar dari bonggol jagung adalah salah satu manfaat yang sangat umum. Proses ini bisa menurunkan kebutuhan energi lain seperti gas atau minyak tanah. Biasanya masyakarat yang memiliki hasil pertanian jagung akan menggunakan bonggol jagung sebagai pengganti kayu bakar. Bonggol jagung yang sudah dikeringkan bisa menghasilkan panas yang maksimal.

6. Alternatif Pengganti Bahan Bakar Gas

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar ilmu pengetahuan, ternyata bonggol jagung bisa menjadi pengganti bahan bakar pengganti gas. Bonggol jagung akan dikeringkan agar bisa menghasilkan zat panas dan uap. Setelah itu uap akan dilewatkan ke sebuah perangkat yang menyaring uap cair dari sisa pembakaran. Uap cair bisa menjadi bahan energi khusus yang sangat baik terhadap lingkungan dan tidak menimbulkan efek samping.

7. Meningkatkan Ekonomi

Bonggol jagung bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan termasuk sebagai benda kerajinan atau produk lain yang bermanfaat. Langkah ini membuat beberapa orang yang memang mengolah bonggol jagung mendapatkan manfaat ekonomi dan keuangan. Kerajinan bisa dijual hingga pasar skala ekspor. Sementara petani bisa meningkatkan penghasilan karena bonggol jagung tidak hanya menjadi sampah atau bahan bakar pengganti kayu saja.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan 

Pangan merupakan kebutuhan essensial yang pemenuhannya berkaitan dengan ketahanan pangan. food waste merupakan makanan sisa yang akhirnya terbuang karena tidak dapat terkonsumsi dan atau merupakan bahan makanan yang terbuang dikarenakan adanya kelalaian ketika proses produksi, pengolahan, dan distribusi. Cara Pencegahan food waste yang paling efektif adalah dengan melakukan recycle yaitu proses pengumpulan dan pemrosesan bahan yang seharusnya dibuang sebagai limbah dan mengubahnya menjadi produk baru. Menggunakan bahan yang didaur ulang menghasilkan lebih sedikit limbah padat. Banyak sekali sisan atau sampah makanan yang bisa kita daur ulang. Tidak hanya itu, bonggol jagung yang tidak hanya dianggap sebagai sampah sisa makanan karena juga memiliki segudang manfaat yang didapat dari bonggol jagung seperti menjadi sumber pakan ternak, sumber bahan kue atau kuliner, meningkatkan ekonomi bonggol jagung bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan termasuk sebagai benda kerajinan .

3.2 Saran

Dilihat dari keseluruhan pemaparan, urgensi essay ini dibentuk dalam mewujudkan mimpi sebagai upaya pengurangan limbah pangan alami dengan memperhatikan aspek gizi dengan pengaturan yang cukup, dan perlunya aspek keamanan pangan rohani, dengan menambahkan frasa: "tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat menjadikan management recyle sebagai solusi utaman penanganan limbah pangan. Terlebih upaya tersebut, kedepan diharapkan mampu mendorong mahasiswa dan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjalankan kegiatan mahasiswa yang berkualitas. 

DAFTAR PUSTAKA 

Siaputra. H. Christianti. N. Amanda. G. Analisis Implementasi Food Waste         Management Restoran”X” Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan. Vol. 5:1-8.

Hidayat. S. I. Ardhany. H. Y. Nurhadi. E. Kajian Food Waste Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Journal Trunojoyo. Vol.9: 171-182.

Kusminah. L. I Penyuluhan 4r (Reduce,Reuse, Recyle, Replace ) dan Kegunaan Bank Sampah Sebagai Langkah Menciptakan  Lingkungan yang Bersih dan ekonomis di Desa Mojowuku Kabupaten Mojokerto. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol.03: 22-28.

Athaillah.T Bagio. Y. Handayani. S. Pembuatan POC Limbah Sayur untuk Produksi Padi di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia). Vol.4: 214-219.


Minggu, 23 Mei 2021

Kemelut Negeri Palestine

Oleh : Riana (Divisi Pengembangan Organisasi)


Awal berlalu....

Bumi syam kembali berduka

Hiruk pikuk dunia tiada ujungnya

Gemuruh Rudal zionis menghujani bagai malapetaka

Menghanguskan gubuk-gubuk secara paksa

Malamnya bersuka cita, paginya telah tiada

Anak tak berdosa jadi korban murka

Tergolek tak berdaya bertahan dibawah reruntuhan rumahnya

dirampas, dibunuh dan ditindas hingga tak berdaya

Darah suci mengalir,  mengisakkan tangis tanpa pelipur lara

hanya menyisihkan seonggok daging tak bernyawa

kemarin... 

selayang pandang memenuhi seantero jagad raya

kemenangan gencatan senjata di bumi palestina

gema takbir bergemuruh diseluruh dunia

tangis bahagia berharap penistaan akan sirna

namun....

semuanya hanyalah fiktif  belaka

zionis masih berkelana menyergap dengan hebatnya

kejayaan Palestina hanya sekejap mata

disulap sedemikian rupa dalam satu putaran jam saja

langit, gunung dan seluruh alam pun merasa iba

bertahan pilihan terbaik meski nyawa taruhannya

semoga jihad mu mengantarkanmu ke syurga


Jumat, 07 Mei 2021

PENAMBAHAN SAYUR BAYAM DALAM OLAHAN NUGGET TAHU GUNA MENINGKATKAN MINAT KONSUMSI MASYARAKAT

         Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 95,5% masyarakat Indonesia di usia 5 tahun ke atas kurang dalam mengkonsumsi sayur ataupun buah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2020 konsumsi gabungan antara buah dan sayur masyarakat Indonesia sebesar  209,89 gram per kapita sehari. Hal ini dapat dikatakan bahwa masih jauh dari standar WHO dan Kemenkes yang menganjurkan konsumsi buah dan sayur sebesar 400 gram perhari, dengan 250 gram sayur dan 150 gram buah. Konsumsi sayur yang dianjurkan lebih banyak daripada konsumsi buah, namun masyarakat lebih sering mengabaikan konsumsi sayur. Bagian-bagian pada sayur dapat dikonsumsi dan memiliki asupan gizi berupa vitamin dan mineral.
Bayam (Amarantus spp) merupakan salah satu jenis sayuran hijau yang dapat dikonsumsi serta kaya akan nutrisi. Bayam memiliki kandungan yang banyak bagi kesehatan yaitu protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amaratin, rutin, purin, dan vitamin A,B,C. Sayur dapat digunakan sebagai bahan tambahan olahan pangan, karena masyarakat lebih menyukai makanan olahan, terutama yang praktis dan instan. Makanan praktis yang sekarang sedang digemari oleh masyarakat adalah frozen food seperti nugget. Penyebab masyarakat kurang menyukai sayur adalah bosan dengan olahan sayur yang monoton, tidak menyukai rasa dari sayur, dan tidak terbiasa makan sayur (Olivia 2014).
Rohaya et al (2013) Nugget merupakan produk olahan daging yang direstrukrisasi dengan adonan dan pelapis untuk mempertahankan kualitas. Nugget umumnya berbahan dasar dari daging, ikan, udang, dan rajungan, serta beragam nugget yang banyak dijual dipasaran lainnya. Nugget sangat digemari oleh masyarakat, terutama anak-anak. Kali ini bahan dasar dari nugget diubah berasal dari tahu. Tahu merupakan olahan pangan yang terbuat dari kedelai dan memiliki sumber protein yang baik dalam menjaga kesehatan tubuh dan rendah kalori. Kandungan gizi dari tahu adalah kalsium, besi, megnesium, fosfor, seng, kalium, vitamin D dan B6. Tahu dapat menggantikan daging karena tahu juga memiliki protein yang berasal dari pangan nabati dan dapat menurunkan biaya produksi, sehingga harga nugget juga akan turun. Nugget tahu dengan tambahan sayur bayam diharapkan dapat meningkatkan minat konsumsi masyarakat terhadap sayuran dan juga tidak bosan dengan olahan sayur dan tahu yang monoton. Serta dapat menambah nilai gizi yang terdapat pada nugget tersebut (Khatimah 2018).
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan  nugget tahu dengan tambahan sayur bayam adalah blender, loyang, talenan, panci kukusan, wajan, spatula, pisau, cawan plastik, minyak goreng, tahu, sayur bayam, daun seledri, tepung roti, tepung tapioka, gula, garam, lada dan bawang putih. Proses pembuatan nugget tahu dengan tambahan sayur bayam adalah sebagai berikut, pertama  yaitu menyiapkan alat dan bahan dan pemilihan bahan baku yang segar dan sesuai standar. Kedua, melakukan penimbangan terhadap bahan bakuagar sesuaidengan takaran. Ketiga, menghaluskan bahan baku seperti tahu dan sayur bayam. Keempat, mencampurkan seluruh bahan dan memastikan bahwa semuanya tercampur dengan rata. Kelima, mengukus adonan selama 30 menit dengan cara dimasukkan ke loyang terlebih dahulu, setelah matang adonan didiamkan selama 10 menit pada suhu ruang. Keenam, melakukan pemotongan terhadap adonan sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Ketujuh, melakukan pemaniran adonan dengan cara pencelupan adonan nugget yang sudah dipotong pada putih telur, kemudian mencelupkan kembali pada tepung roti. Kedelapan, melakukan proses pengemasan dengan cara mengemasanya pada plastik transparan lalu dimasukkan dalam freezer.
Nugget tahu dengan tambahan sayur merupakan jenis makanan frozen food yang dapat bertahan kurang lebih 3 bulan apabila disimpan dalam freezer, sehingga dapat memperpanjang masa simpan tahu dan bayam yang hanya dapat bertahan beberapa hari. Perlu diperhatikan juga bahan baku yang digunakan, karena seperti yang diketahui bahwa tahu dan sayur bayam memiliki kadar air yang cukup tinggi, sehingga hal tersebut dapat  berpengaruh kepada nugget yang akan dihasilkan nantinya. Karena kadar air dapat mempengaruhi cita rasa, kandungan protein, tekstur dan daya simpan. Maka dapat menyebabkan kualitas dari nugget akan menurun. Semua yang digunakan harus sesuai dengan takaran agar menghasilkan kualitas yang terbaik.
Pola kehidupan masyarakat yang berubah, menuntut untuk lebih praktis dan efisien dalam menghadapai kehidupan. Hal tersebut menjadikan masyarakat lebih menyukai konsumsi makanan yang instan. Nugget yang dijual dipasaran banyak dicari oleh masyarakat karena termasuk olahan frozen food yang praktis dan tinggal goreng. Adanya nugget tahu dengan tambahan sayur bayam dapat meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap sayuran yang sekarang konsumsi masyarakat terhadap sayuran masih sangat rendah, dengan tidak mengubah kualitas dari nugget tersebut. Melihat sayur bayam dan tahu harganya lebih terjangkau dan mudah ditemui dimana saja, sehingga harga nugget ini akan lebih murah.

REFERENSI
Khatimah, N., Kadirman., Ratnawaty, F. 2018. Studi Pembuatan Nugget Berbahan Dasar Tahu dengan Tambahan Sayuran. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 4(1): 59-68.
Rohaya, S., Nida, E. H. dan Khairul, B. 2013. Penggunaan Bahan Pengisi terhadap Mutu Nugget Vegetarian Berbahan Dasar Tahu dan Tempe. Jurnal Teknologi dan Hasil Pertanian. 5(1): 7-16.
Olivia, F. 2014. Keajaiban Antioksidan Bayam. Jakarta: PT Gramedia.
 

Minggu, 25 April 2021

Sawut Instan Sebagai Makanan Tradisional Guna Meningkatkan Nilai Tambah Singkong


        Nilai ekonomi dari suatu produk tidak lagi ditentukan dari jenis bahan baku yang digunakan atau sistem produksinya. Tetapi, lebih mengarah pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi suatu produk. Pengembangan industri sebaiknya dapat memanfaatkan bahan baku dalam negeri dan menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai tambah terutama produk yang siap saji, praktis dalam penyajiannya dan memperhatikan masalah mutu (Gisi et al 2013).

         Singkong adalah bahan hasil pertanian yang memiliki beberapa kandungan yang baik didalamnya. Kandungan tersebut antara lain kandungan kompleks, kandungan vitamin dan mineral yang lain. Singkong merupakan hasil pertanian yang jumlahnya berlimpah dan diperlukan alternatif lain didalamnya untuk menunjang ketahanan pangan (Rusdi 2020). 

        Nilai jual singkong umumnya tidak terlalu baik dipasaran. singkong terkadang hanya diolah menjadi singkong rebus atau singkong goreng dengan cara yang sangat sederhana.  Karena pengolahan yang sederhana menjadikan masyarakat bosan untuk mengkomsumsinya. Dengan mengolah singkong menjadi sawut menjadi inovasi untuk tetap mmepertahankan makanan tradisional. Sawut adalah hasil olahan makanan yang berasal dari singkong. Umumnya umur simpan sawut tidak lebih dari satu hari. Sehingga dengan kekurangan tersebut sawut diinovasi dengan dijadikan sawut instan melalui tahap pengeringan. 

Sumber: Budaya Indonesia org

      Pengolahan sawut instan diawali dengan pengupasan. Kemudian singkong dicuci dilanjutkan dengan pemotongan dan pengecilan ukuran dengan ukuran memanjang dan tipis. Selanjutnya ketela dicuci ulang untuk memastikan kebersihannya kemudian penirisan agar tidak banyak air yang tersisa pada bahan. Selanjutnya bahan dimasak selama kurang lebih 15 menit dengan suhu sekitar 100 C. Setelah melalui pemasakan pada suhu tinggi kemudian dikeringkan pada suhu tinggi juga yakni sekitar 140 C. Kemudian dilakukan pengemasan. 

        Sawut instan ini adalah solusi untuk mempertahankan pangan tradisional dengan tetap mengikuti perkembangan, yakni pengolahannya yang instan dan juga mudah dalam pemasakkannya. Sehingga dengan adanya sawut instan ini memudahkan millenial untuk tetap menyukai makanan  tradisional dengan cara yang mudah. 




REFERENSI 

Gisi, H,Y., Tri, R., Diana, P. 2013. Pengolahan Sawut Instan Ditinjau dari Perlakuan Pencucian serta Analisis Kelayakan Finansial. Jurnal REKA Agroindustri. 1(1):5-17. 

Rusdi., Zakiyah A. 2020. Penggolahan Hasil Pertanian guna Meningkatkan Nilai Jual “Kreasi Olahan Makanan Berbahan Singkong”. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1(2): 112-115